Friday, July 28, 2006

"dedeknya, kok, dimakan?"

ada seorang anak kecil naik kereta api sama orangtuanya.
di kereta api itu, dia ribuuuut banget ga bisa diem, lari sana lari sini. tanya-tanya segala macem sama orangtuanya dan yang pasti heboh banget, ngeberisikin seisi kereta.

ketika mereka sampai di sebuah stasiun, pas kereta berhenti, ada seorang ibu hamil naik, dan duduk di depan anak kecil itu.
si anak kecil ini terdiam, sambil memperhatikan ibu hamil itu.

penasaran, kali, karena perut si ibu hamil itu gede, dia nanya sama ibu hamil itu,"itu di perutnya ada apa?"
si ibu hamil itu jawab,"oh, di sini ada dedeknya."
anak kecil itu nanya lagi,"dedeknya nakal, ya?"
si ibu hamil itu jawab,"nggak, dedenya baik, kok.."
si anak itu dengan bingungnya bertanya lagi (matanya terbelalak),"kalo dedeknya baik, nggak nakal, kok, dimakan?!!!!"

Thursday, July 13, 2006

Payah, ah!!! Malu-maluiiiiinnnnnnn!!!!!!

baru tau, kalo Putri Indonesia yang sekarang (Nadine Chandrawinata) bahasa Inggrisnya balelol....hahahahaha....

sayang aja, sih, cantik, muka bule, tapiiiii..... kok, ga disiapin sebaik mungkin, gitu, bahasa Inggrisnya.... (iya, ngerti, dia bule Jerman, bukan bule Depok, hehehehe)

hmmm, kalo mau denger sendiri, silakan tengok di sini

sempet ada yang bilang, sih, yah, namanya juga kontes kecantikan, bukan cerdas cermat bahasa Inggris... tapi, yaaa, menurut saya, sih, namanya juga kontes sejagat gitu loh! Saya yang ngerasa ga jago bahasa Inggris aja merasa banyak yang ga becus dalam tatanan kata yang digunakannya pada saat interview tersebut....

kebetulan ada transkripnya:

What do you like to do in your spare time?


I like to do in my sparetime is going out with my
friends, with my family and sharing with the children
like doing some act.. doing some activities..

eh..eh..
in social work, like campaign for them and campaign
for against discrimination of women, something like
that.

What do you see yourself doing 10 years from now?

I see myself in 10 years a..eh. I see myself in 10
years later simply as a Nadine and eh..doing something
like or eh…being more mature and express or explore
myself and my potential and doing something for anyone
el.. doing something for me and everyone.. like I want
to work for the Unicef so i can be more active and
give more attention for them.

Who is your idol?

My admi.. my admirer is mother Theresa, because … she
is so humble for me and she had, she has a beautiful
or … wonderful personality. So I really .. adore at…
at her.. hehehe.

Your friends say you are…

My friends tells that I am friendly, easy going
person, just simply person, ordinary person and
patient.

What do you want the rest of the world to know about
your country?

Indonesia is a beautiful city.. so, you should go
there to visit by yourself, because we have a lot of
beautiful beaches and the spectacular mountain and…
dramatic of history and… so the people. Because people
of Indonesia is really… is really welcome eh.. and
really friendly because they like to know more about
other country, other belief, other ideas….so, come to
Indonesia and feel it and we open…we open our arms to
come to Indonesia.

Wednesday, July 12, 2006

Pahlawan dalam Hidup Saya

Semua orang pasti punya "tokoh" pahlawan dalam hidupnya. Ada yang menjagokan Superman, ada yang menjagokan Batman, Harry Potter dan lainnya.

Saya juga punya pahlawan2 dalam hidup saya....

Almarhumah ibu saya.
Beliau melahirkan saya dan membesarkan saya sampai saya kelas 1 SD. Saya masih ingat, banyak yang saya lalui bersama beliau. Untuk membangunkan saya dari tidur, beliau akan mengkitik2 saya, sambil bernyanyi, "Bangun... bangun... hari sudah siang...." dan ibu tidak akan berhenti menggelitik saya sampai saya bangun. Dan, ketika mata saya sudah terbuka, ibu menarik saya ke pelukannya.
Kami lalu turun dan keluar rumah, berjalan-jalan di sekitar rumah. Kadang beli surabi yang ada di pinggir jalan. Tiap pulang, saya selalu mengantongi bunga tanjung untuk dirangkai menjadi bando atau kalung. Itu ritual yang saya lakukan sebelum pergi sekolah.
Usai merangkai bunga tanjung tersebut, saya akan menggantungnya di leher ibu atau di pinggir tempat tidur. Lalu, saya mandi dan sarapan roti dan minum susu hangat yang di permukaannya ada lemak yang menguap. Saya biasanya mengunyah gumpalan lemak itu sebelum meminum susu tersebut.
Lalu, ya, saya berangkat sekolah. Biasanya saya diantar salah satu dari Tante atau Oom saya (bisa itu Bulik Yani, Bulik Yati atau Pak Diet), atau pembantu atau juga tetangga dekat rumah yang sudah remaja.
Sepulang sekolah, ibu biasanya memberi tahu saya, ada kejutan buat saya. Hihihi, dibuat bertualang, deh! Ibu saya tidak akan memberi tahu bendanya apa, beliau cuma memberi petunjuk. Macam2 kejutannya. Kadang sepotong kue lapis yang disembunyikan di dalam tas rotan berbentuk silinder dari Balikpapan, oleh2 dari pak Diet. Kadang sepotong ting ting gepuk manis yang disimpan di kotak mesin jahit. Ibu cuma kasih tau clue nya saja, selanjutnya saya yang harus mencari benda tersebut. Tentu saja, setelah saya ganti pakaian juga cuci kaki dan tangan.

Ada satu hal yang sama sekali tidak pernah saya pahami. Suatu ketika, beberapa waktu sebelum ibu saya kembali ke RS dan pergi buat selamanya, kami mau pindah rumah. Nah, saat itu sudah mulai packing2. Kayak majalah2 yang dah lama ga dibaca, mulai dikumpulkan dan diikat.
Pagi itu, sebelum saya mandi, saya sempat naik ke ranjang susun dan menarik satu lembar halaman sebuah majalah yang menarik perhatian saya. Lembar halaman tersebut berupa iklan Sanrio di majalah Bobo. Saya keburu dipanggil, saya ga jadi narik lembar halaman iklan tersebut, takut dimarahin juga, majalah udah diikat kok ditarik2 lagi.
Yang membuat saya takjub adalah......
sepulang sekolah, kejutan buat saya adalah...... sebuah amplop dengan lembar iklan Sanrio yang sudah tergunting dengan rapi-yang paginya saya tarik itu!!!! Sampai hari ini saya bertanya2, kok, ibu bisa tau, sih, saya kepingin itu??????

Oya, beliau juga yang membuat saya doyan baca dan mengajarkan saya membaca. Bukan dengan huruf2 plastik atau poster2 huruf yang banyak dijual
. Ibu saya mengajak saya belajar baca sambil mengajak saya memandang langit2 kamar. Bayangkan, bagaimana mungkin seorang anak umur 4 tahun diajari membaca tanpa melihat huruf sama sekali!!!! Ibu saya memang jagoan!!!

Saya sering didongengi dan diajak terlibat untuk membuat dongeng tersebut jadi seru. Tau, nggak, alat komunikasi saya dengan ibu ketika saya di rumah dan ibu sedang pergi adalah..... gumpalan awan di langit!!!

Ya! Gumpalan awan di langit itu membuat saya sering berkhayal, ditunjang dengan bentuknya yang rupa2. Pernah, suatu kali, saya sedang batuk2. Ibu urung mengajak saya pergi. Waktu beliau pulang dari bepergian, beliau bilang, "Peni, awan yang bentuknya kayak anjing itu tadi nanyain ibu,'Peni kok nggak ikut?'"
Lalu saya tanya balik,"Ibu bilang apa sama awannya?"
Ibu saya menjawab,"Ibu bilang,'Peni sedang sakit batuk'."
Saya begitu antusias mendengar cerita ibu, lalu saya bertanya lagi apa jawaban awan tersebut.
Ibu saya menjawab,"Awannya bilang, 'Wah, kalo gitu Peni ga boleh minum es dulu, ya. Tunggu sampai sembuh...' Gitu katanya. Makanya, Peni ga boleh minum es dulu."

Wah, saya percaya aja. Saya tau, ibu ga betul2 bicara dengan awan. Tapi, rasanya, gimana, yaaaaa.... saya dan ibu sering bicara tentang awan dan berkhayal apa ya rasanya ngobrol sama awan.....

Kenangan2 itu tetap tersimpan rapi di hati saya. Kadang, butiran air mata ikut menemani saya ketika saya mengingat sosoknya, ketika saya berbisik bahwa saya merindukannya, ketika saya bahagia, ketika saya mendoakannya. Bagi saya, almarhumah ibu saya adalah pahlawan saya.


Bapak saya.

Meski saya tidak terlalu dekat dengan Bapak, tapi buat saya Bapak adalah pahlawan saya. Meski saya jarang sekali curhat pada Bapak, tapi saya merasakan tenang kalo ada Bapak. Bapak selalu tahu kalo saya berbuat salah, meski saya sembunyi. Bapak selalu tahu kalo saya sakit. Bapak sangat tahu apa yang saya suka dan yang saya tidak suka. Meski saya sering berselisih dengan Bapak, tapi saya tahu, Bapaklah yang selalu saya tanya pendapatnya, jika saya punya masalah. Bapaklah yang menjadi shoulder to cry on saya, ketika saya kehilangan almarhumah ibu saya. Ketika saya rindu pada almarhumah ibu.

Ibu sambung saya.
Beliau yang meneruskan tugas almarhumah ibu kandung saya: membesarkan saya. Tentu ini tugas yang sulit, tapi beliau menjalaninya dengan tabah. Dengan pola asuh yang berbeda, beliau rela membesarkan saya dan adik saya yang sudah mulai bandel. Saya salut akan keikhlasan ibu sambung saya dalam menjalani perannya sebagai ibu. Saya kagum pada rasa sayang beliau yang sangat besar terhadap kami.

Dan saya malu, saya sangat sering berselisih dengan beliau, sementara rasa terima kasih saya masih saya genggam. Saya sangat merasakan kehangatan beliau, terutama ketika saya mulai merasakan mual2 seperti sekarang. Ibu saya melakukan banyak hal supaya saya nggak kenapa2. Duh, kalo diinget2 dulu, Ibu sambung saya ini waktu lagi hamil muda, saya dan adik saya pas sedang bandel2nya... Hiks, jadi pengen nangis..... Seandainya dari dulu saya bisa berempati sama ibu hamil, pastinya saya jadi anak yang baik waktu ibu saya hamil dulu........
Saya salut, ibu sambung saya berhasil mengatasi sindroma baby bluesnya ketika melahirkan anaknya. Padahal, sekali lagi, saya dan adik saya kerjanya cuma bikin ibu stres aja.
Dalam hati, saya janji untuk melakukan yang terbaik untuknya.

Almarhum Eyang Dedeh.
Beliau adalah bapak dari almarhumah ibu saya. Beliau adalah sosok kakek yang sangat dekat dengan cucunya. Saya ingat, setiap saya ketemu beliau, saya selalu digelitik janggutnya yang dicukur kasar.... hehehe geliiiii......
Dan, setiap bertemu beliau, saya tidak pernah lupa untuk duduk di pangkuan beliau, bahkan setelah saya jadi mahasiswi!!!!!! Saya ingat, waktu saya duduk dipangkuannya untuk terakhir kalinya (saya waktu itu mahasiswi tingkat 3, kalo ga salah), beliau berbisik pada saya, buat segera menikah. Saya cuma tertawa geli. Hehehe, kepikir punya pacar aja belum, ini disuruh nikah. hehehehe..... Saya bilang sama beliau, saya masih keciiiiilllll.... pengen selesaiin kuliah dulu, trus kerja dulu, deh.....
Beliaulah yang membuat saya sempat merasakan indahnya kasih sayang kakek itu seperti apa.
Beliau selalu ingat ulang tahun saya. Tiap tahun, di hari ulang tahun saya tepat jam 05.30 pagi, telpon rumah saya berdering. Dan setiap saya angkat, pasti beliau bilangnya gini,"Peni..... selamat ulang tahun, yaaaa...." padahal, saya sendiri nggak ingat kalo saya ulang tahun... hehehe... payah, yaaaa....
Dan ucapan ulang tahun terakhir dari beliau itu saya dapat tahun 2000. Tak lama setelah itu, beliau jatuh sakit lalu.... menghembuskan nafasnya yang terakhir. Saya terpukul sekali, saat beliau pergi untuk selamanya.

Eyang Putri dan Eyang Kakung (duanyanya almarhum)
Mereka berdua, sepanjang yang saya tahu, teramat menyayangi almarhumah ibu saya, secara almarhumah ibu saya adalah menantu yang menyenangkan bagi mereka. Dan, saya mendapatkan kasih sayang mereka yang teramat dalam. Saya ingat, tiap lebaran dan kenaikan kelas, keluarga saya selalu dapat kiriman paket dari mereka.
Ga cuma itu, jika saya atau adik saya ulang tahun, pasti dapet kiriman paket dari mereka.
Perhatian mereka bertambah besar, tatkala almarhumah ibu saya pergi. Mereka tahu, pasti berat rasanya bagi bapak saya membesarkan dua anak perempuan seorang diri. Makanya, hampir setiap minggu, saya berkirim surat dengan eyang putri, cerita segala macam. Pernah, eyang putri cerita, dia selalu menangis setiap membaca surat saya. Menangis karena saya masih "haus" sentuhan ibu.
Setiap saya mengunjungi mereka di Surabaya, saya pasti cerita segala macam pada mereka. Mereka bak diary hidup bagi saya.

Eyang Mami
Beliau adalah ibu sambung almarhumah ibu saya. Tidak banyak yang saya lalui bersama beliau, namun ada satu hal yang membuat saya merasa sangat dicintai beliau. Beliau sedang dalam keadaan sakit sewaktu menghadiri pernikahan saya. Padahal, saya sudah bilang, kalo memang Eyang Mami sakit, ndak apa2, minta doa restunya saja. Sungguh, tak terduga, beliau betul2 datang. Itu hadiah tak terkira bagi saya, memandang beliau seolah eyang Dedeh ada di sana juga. Sebab, saya belum pernah mengenal ibu kandung dari ibu kandung saya.


Fahmi, suami saya.
Hehehe...., buat saya, dia adalah imam saya. Meski galak dan sering "marahin" saya, tapi saya tau, dia sayaaaaang sekali pada saya. Banyak hal2 ajaib yang ga pernah kepikir di kepala saya, dia lakukan untuk menyenangkan hati saya. Membuat saya merasa, bahwa saya adalah istri paling bahagia.... (semua juga gitu, yaaaa....) yah, meski dia bukan seorang yang sempurna, tapi saya tau, dia adalah yang terbaik buat saya.

Ya... mereka adalah pahlawan hati saya. Mereka mengajari saya kasih sayang juga ketulusan. Mereka mengajari saya tentang pentingnya keberadaan kita dengan segenap kasih sayang yang kita punya. Mereka juga senantiasa menginspirasi hidup saya, untuk selalu belajar memahami orang lain, meski saya tahu, apa yang saya dapatkan belum sempurna saya amalkan. Mereka mengajari saya untuk tetap konsisten dalam memahami orang lain. Dan mereka mengajari saya untuk bersabar dalam menyayangi seorang yang bandel seperti saya.

Syukur terdalam saya, karena saya dikaruniai mereka.

Pffff.... lega..... akhirnya, saya bisa mengakui juga bahwa ternyata saya punya pahlawan juga! hehehe......