Thursday, October 25, 2007

Mau Kabur, Lu????

Malam takbiran lalu itu mungkin menjadi malam yang paling naas buat Pipih, tetangga sekaligus teman main saya sewaktu saya masih kecil. Sepulangnya dari bekerja, ia bersama kedua temannya bermaksud berbelanja di Giant Pasteur Hypermarket. Sebelumnya, ia sempat menelepon adiknya, siapa tahu adiknya itu bermaksud titip belanja padanya.
Sang adik bilang, bahwa dia sedang tidak perlu apa-apa, tanya sama mama aja, siapa tau mama perlu sesuatu. Pipih bilang pada adiknya untuk tidak menyambungkannya pada sang mama, sebab ia takut dilarang oleh sang mama.

Seturunnya dari angkot menuju Sarijadi, di depan Griya Pasteur, saat hendak menyeberang, teman 1 melambai ke arah mobil yang lalu lalang sebagai tanda bahwa mereka bertiga hendak menyeberang. Mobil-mobil di dekat mereka berhenti, kecuali satu mobil. Ia tetap melaju yang mengakibatkan teman 1 dan teman 2 terjatuh karena terserempet. Melihat kedua temannya terjatuh, Pipih bermaksud menolong mereka. Namun, sang pengemudi tersebut, bukannya menginjak rem malah menginjak gas, sehingga kepala Pipih tertubruk dengan kerasnya, dan Pipih pun terpelanting. Tidak jelas apakah si pengemudi tersebut bermaksud melarikan diri atau gugup sehingga bukannya menginjak rem melainkan menginjak gas yang mengakibatkan Pipih mengalami gegar otak parah dan tidak sadarkan diri. Mungkin karena takut (ada polisi tak jauh dari situ), si pengemudi akhirnya membawa ketiganya ke RS Hasan Sadikin. Di RSHS, Pipih langsung dioperasi bagian kepalanya, karena ada pembekuan darah di otaknya. Pipih juga tidak bisa bernafas dan tidak sadarkan diri.

Di saat semua umat muslim sedang bertakbir merayakan kemenangan setelah melalui satu bulan penuh bulan Ramadhan, keluarga Pipih harus menerima kabar duka itu. Sayangnya, ketika sang ayah bermaksud bertanya tentang kronologi kejadian kepada sang penabrak, si penabrak itu menjawab,"saya ga ada urusan dengan Anda. Urusan saya dengan yang saya tabrak." Orang itu tolol, bego atau udah kehilangan akal sehat, sih? Korban ga sadarkan diri kok disuruh ditanya-tanya??? Perilaku yang sangat tidak menyenangkan lagi dari si penabrak itu adalah: DIA MINTA DAMAI, tapi sikapnya membentak-bentak anggota keluarga Pipih. Bahkan membanting pintu di depan keluarga Pipih. Masya Allah. Tentu saja, si penabrak ini minta damai. Secara, dia kan mungkin bisa didakwa atas banyak pasal. Asal tahu saja, si penabrak ini menabrak dengan mobil pinjaman dan bodohnya lagi DIA GA PUNYA SIM alias SURAT IZIN MENGEMUDI!!!

Hari Rabu, 5 hari setelah kejadian, Pipih mulai sadarkan diri, walau ternyata dia tak bisa bicara. Ia hanya bisa mengangguk dan menggerakkan jari-jarinya sedikit. Ia masih ingat semuanya, namun ia tak bisa bicara. Ia ingat pada ayahnya, mamanya, teman-temannya, anggota keluarga lain. Dari hasil pemeriksaan lebih lanjut, dokter memutuskan untuk membuat lubang pada tenggorokannya, sebab tenggorokannya pun tersumbat darah beku.
Entah seperti apa kejadiannya pada saat itu, sampai Pipih harus dilubangi tenggorokannya.

Hari Jumat, seminggu setelah kejadian, ketika dokter sudah akan melakukan operasi, suhu tubuh Pipih tiba-tiba meninggi. Dokter tidak jadi mengambil tindakan operasi. Hari Sabtu, dokter masih berupaya untuk melakukan tindakan operasi, namun ternyata kinerja paru-paru Pipih sudah mulai drop. Hari Minggu subuh, kinerja jantung Pipih ikut drop. Dokter sudah berupaya sedemikian rupa, namun Allah SWT berkehendak lain. Minggu, 21 Oktober 2007, jam 08.17, Pipih menghembuskan nafasnya yang terakhir......

Jenazah Pipih dimakamkan hari itu juga. Ketika iringan jenazah melewati rumah sang penabrak, si penabrak tersebut tidak muncul. Bahkan, tidak sedikitpun kelihatan batang hidungnya ketika tahu orang yang ditabraknya sudah meninggal dunia. Yang bikin kita sebel, kesel dan pengen mengutuk orang ini, setiap ditemui dia minta damai terus, tapi dia ga minta maaf yang ada malah bentak-bentak. Perilakunya sungguh tidak menyenangkan. Tidak membuat hati orang yang ditinggal Pipih semakin ringan. Dia bilang ga sanggup bayar semua biaya RS, jadi minta bayar setengahnya aja untuk menanggung perbuatannya. Dari biaya operasi 2.5 juta, dia cuma kasih 100ribu saja. Itupun sambil marah-marah.


Sudah elu ngilangin nyawa orang, kagak punya SIM, minjem mobil orang pula, masih mau kabur, lo???? Elu boleh kabur dari dakwaan kita, tapi elu ga bisa kabur dari dakwaan ALLAH!!!!




0 comments: