Wednesday, December 19, 2007

Sudah 24 Tahun, Mom...

18 Desember 1983...
sekitar shubuh, saya terbangun karena suara isak tangis di sekitar saya.
Tidak ada gelitikan yang membangunkan saya dengan nyanyian "bangun.. bangun... hari sudah siang..."
Saya terduduk dan bingung melihat suasana begitu muram. Ada yang memijit kakinya, ada yang memijat pundaknya... ada yang mondar mandir, ada yang menangis terus... sementara ibu masih berusaha untuk menggapai nafas.
Sejenak saya langsung sadar, ibu pasti kambuh lagi sakitnya.

Tak lama kemudian, bapak masuk dan mengatakan bahwa mobil sudah siap.
Eh? Mobil? Ibu mau dibawa ke mana? Ibu belum menyapa saya... Kenapa ibu dibawa pergi?
Bapak juga tidak tampak melihat wajah saya...

Akhirnya, ibu dibawa ke RS Kebonjati. Saya ditinggal di rumah bersama bulik-bulik saya. Hari itu hari sekolah, kalo tidak salah. Tentu saja, hari mesti berjalan terus. Saya tetap mesti mandi pagi, walau itu hari Minggu, hari libur. Itu pesan bapak.

Setelah saya mandi, saya diajak ke rumah sakit oleh om Yayat, salah satu tetangga kami. Motor Binter-nya sudah siap mengarungi jalan yang sepi. Saya duduk di bagian depan, dan bulik Ana dibonceng om Yayat.

Dalam benak saya, saya ingin memeluk ibu. Sejak bangun tidur, saya belum memeluk dan mencium ibu seperti biasanya. Saya bersenandung riang, karena saya akan ketemu ibu.

Perjalanan begitu mulus dan tak lama kami pun sampai di jalan Kebonjati. Sesampainya di gerbang RS Kebonjati, rupanya ada bapak seperti hendak pergi dari rumah sakit. Saya berteriak memanggil bapak, dengan suara riang. Tapi, raut wajah bapak sedih. Ia hanya mengusap kepala saya, lalu memandang om Yayat dan bulik Ana sambil mengatakan sesuatu yang lalu membuat kepala om Yayat menunduk dan tangis bulik Ana membahana. Saya hanya mendengar samar-samar,"...sudah nggak ada..."

Apa sih, yang "sudah nggak ada"? Kenapa itu membuat bapak sedih? Kenapa itu membuat om Yayat sedih? Dan, kenapa tangis bulik Ana tambah keras??? Ada apa, sih???

Saya lalu berucap,"Pak, mau ke ibu..."
Bapak terdiam. Ia menarik nafas dalam-dalam... "Ibu sudah meninggal."

Apa?
Ibu.... sudah.... meninggal?

Bagi saya yang ketika itu berusia 5 tahun, saya sudah mengerti arti kata "meninggal atau meninggal dunia".
Berarti, saya ga punya ibu lagi? Berarti saya ga akan bisa jalan pagi lagi sama ibu?
Saya bahkan belum bercakap-cakap dengan ibu hari itu, ibu sudah pergi..... Lalu, saya pun ikut menangis. Bahkan ketika kami kembali ke rumah, di perjalanan saya tetap menangis.

Di rumah, suasana duka langsung menyeruak. Ruang tamu dikosongkan dan digelar tikar. Tenda dipasang di depan rumah. Suara tangis tambah banyak ketika jenazah sudah tiba. Yah, seperti itulah suasana duka. Saya tahu, saya kehilangan salah seorang yang mengasihi saya. Tidak ada lagi yang akan membangunkan saya dengan nyanyian. Tidak ada lagi yang akan mengajak saya jalan pagi dan merangkai bunga tanjung untuk jadi kalung. Tidak ada lagi yang akan mengikat rambut saya sehingga mirip ekor kuda. Tidak akan ada lagi hadiah rahasia menyambut saya sepulang sekolah.

Sudah 24 tahun berlalu... dan saya ga akan pernah bisa lupa kenangan manis bersamanya. I will always love you, mom... You always stay here, in my heart.

ah, ibu.... rasanya jadi pengen nangis, nih....
ibu apa kabar? di sana senang, bu?
semoga kubur ibu terang selalu, ya....
miss you so much, bu.....

Keterangan foto: sewaktu ibu saya masih jadi mahasiswa

Thursday, November 22, 2007

Judul-Judul Film Versi Bahasa Minang

berhubung saya bukan orang Minang, tapi saya tau ini lucu, saya kopipes aja, ya, dari yang saya dapat....hehehehe.... saya cukup ngakak, kok, bacanya... (dikit-dikit saya ngerti kok, bahasa Minang, lupa dari mana....)

JUDUL FILM DALAM BAHASA MINANG

1 Enemy at the Gates -- Lah tibo lawan di pintu...
2 Batman Forever -- Kalalauang
3 Remember the Titans -- Lai Takana jo si Titan
4 The Italian Job -- Karajo maliang
5a Die Hard -- Payah matinyo
5b Die Hard II -- Alun Juo Mati Lai...?
5c Die Hard III With A Vengeance -- Ondeh Mandeh.. ndak juo mati mati doh...?
6 Bad Boys -- Anak Kalera
7 Sleepless in Seattle -- Mangantuak..
8 Lost in Space -- Ilang di awang awang
9 Brokeback Mountain -- Gunuang patah tulang
10 Cheaper by Dozens -- Bali salusin tambah murah..
11 You've got Mail -- Ado surek tuh ha...
12 Paycheck -- Pitih Gaji
13 Independence Day -- Hari Rayo
14 The Day After Tomorrow -- Saisuak
15 Die Another Day -- Ndak kini matinyo..?
16 There is Something About Marry -- Manga si Merry yo..?
17 Silence of the Lamb -- Kambiang pangambok
18 All The Pretty Horses -- Kudonyo rancak-rancak
19 Planet of the Apes -- Planet Siamang
20 Gone in Sixty Seconds -- Barangkek lah waang Lai
21 Original Sin -- Sabana-bana doso...
22 Mummy Returns -- Lah Baliak si One tadi..?
23 Crash -- Balago kambiang
24 Copycat -- Kopi Kuciang
25 Seabiscuit -- Makan Biskuit di Lauik
26 Freddy vs Jason -- Bacakak
27 Just in Heaven -- Lah di Surgo
28 Air Bud -- aia si Budi
29 How To Lose A Guy in 10 Days -- Baa caronyo manyipak urang..
30 Lord Of The Ring -- Juragan batu cincin
31 Deep Impact -- Taraso dalamnyo
32 Million Dollar Baby -- Anak Rangkayo
33 Blackhawk Down -- Buruang itam si Don
34 Saving Private Ryan -- Mahagia les ka si Ryan
35 Dumb and Dumber -- Pakak jo sabana Pandia..

hehehehe

peace, ah....

Friday, November 16, 2007

semakin tinggi pohon....

semakin tinggi pohon, semakin kencang anginnya...

semakin naik level hidup seseorang, semakin banyak ujiannya...

hehehehe....

saya lagi mencoba menguatkan diri dan hati,,, ternyata, belajar dengan sekolah kehidupan itu susahnya minta ampun, ya....
dan bagian paling susah adalah,,, menghadapi diri sendiri yang udah terlanjur sulit berdamai dengan emosi... sehingga saya harus mulai belajar ga mudah terpancing, karena sebetulnya, default saya adalah petasan sumbu pendek....

bismillaah,,, doakan saya, teman-teman, supaya saya bisa naik kelas dan lulus ujian mengendalikan diri dari menjadi petasan sumbu pendek.......

*baru ditampar oleh masalah yang membuat saya harus belajar dewasa dan tidak lagi menjadi petasan sumbu pendek*


gambar nyomot dari google search

Tuesday, November 13, 2007

the second anniversary of my marriage

ada yang istimewa dengan hari ini? apa, ya?
dua tahun yang lalu, sih, iya... ada...
maksudnya, dua tahun yang lalu, jam segini nih, menjelang jam 11 siang, saya lagi didandanin ulang karena tema bajunya beda dengan yang dipake saat akad nikah. Sementara puluhan tamu sedang tersabar-sabar menanti saya duduk di pelaminan buat dikasih selamat....

Jam segini, dua tahun yang lalu, masih bercampur rasa bahagia, haru sekaligus ga percaya, bahwa akhirnya aku jadi istri! hihihihi...

Yah, tentu saja merasa aneh... soalnya, di antara teman-teman mainku, aku termasuk yang 'cuek' dan 'lempeng' sama masalah menikah. Jarang, tuh, berkhayal seperti umumnya perempuan yang merasa sudah matang dan siap untuk menikah.

Saya juga termasuk orang yang tidak pernah bilang,"kapan, ya, giliran saya menikah?" karena buat saya, segala sesuatu itu ada yang mengatur. Kita diciptakan dan kita berhak meminta sama yang menciptakan kita. Walau kita diciptakan, bukan berarti kita ga boleh minta apa-apa sama pencipta kita. Ada yang dikasih dan ada yang nggak. Tapi, pasti dikasih, apapun bentuknya.

Setahun lalu... ya, saya dan kakang merayakan ulang tahun pernikahan kami dengan makan di Warung Steak dan Shake, di daerah Tamansari. Hihihi... Perut saya sudah besar waktu itu, ilman sudah ada di perut berusia delapan bulan. Yah, kami suka geli juga kalo membayangkan kalo kami harus candle light dinner untuk merayakan special moment seperti ini...hihihi.... Ga tau juga, kalo tiba-tiba sense of romantism kami muncul...

Tahun ini? Sudah beberapa hari ini saya sesak nafas. Ga tau kenapa, soalnya, saya ga punya sakit asma. Jadinya, tadi pagi, kami ke dokter dulu. Kemarin, sih, kakang bilang, gimana kalau kita mengheningkan cipta sekitar jam 9? Mengingat saat akad nikah?? Hahahahaha... ada-ada saja....

Ada surprise atau nggak hari ini..., ya, saya cuma pengen mensyukuri apa yang sudah saya dan kakang jalani. Atas semua anugerah yang diberikanNYA kepada kami, sejak kami terikat sebagai suami istri hingga hari ini. Atas semua anugerah yang diberikanNYA kepada kami, sejak kami resmi menjadi bunda dan papa dari seorang bocah lelaki tampan bernama Shidiq Ilman Faiz.....

Terima kasih kepada semua teman-teman yang senantiasa berbagi cerita tentang pernikahan dan perjalanan pernikahan kalian... Semua memberi inspirasi bagi saya, juga memberi hikmah. Doakan kami tetap berada di jalanNYA, meraih ridhaNYA, melalui bahtera rumah tangga yang sedang kami nahkodai ini.....

note: gambar diambil dari sini

Friday, November 02, 2007

Memalukan!!! hiks.....

pagi itu, saya ingin menyapa suami tercinta, judulnya mah... soalnya, saya lihat dia online dan ga ada status apa-apa... (sebetulnya, saya melupakan satu hal: suami saya emang ga pernah ngotak atik status di YM, mau lagi meeting atau bahkan ga ada di tempat sekalipun)

peni (11/1/2007 10:24:14 AM): papa, masukin anaknya ke bolala dong
peni (11/1/2007 10:24:23 AM): minta foto dan biodatanya, ya
peni (11/1/2007 10:24:30 AM): anaknya lucu, deh
peni (11/1/2007 10:24:40 AM): kayak bundanya, ya?
peni (11/1/2007 10:24:46 AM): ketawanya meni lepas gitu
peni (11/1/2007 10:24:47 AM):

ga ada tanggapan, sampai akhirnya dia menjemput saya.

Sesampainya di rumah, setelah saya menggotong ilman yang sudah terlelap (semalam saya pulang sangat terlambat karena menjenguk istri manajer keuangan yang bayi dalam kandungannya meninggal di perut) ke kamar tidur, barulah suami tercinta berkata,"
"Ilman bukannya udah masuk Bolala, Bun?"
"Udah, di edisi kedua..."
"Kenapa atuh, kok, nanya lagi..."
"Yaa... pengen nyapa papa aja... soalnya, geregeteun lihat foto ilman...tapi, eh, papa kok, ga ngejawab, siih???''
"Orang lagi di ruang meeting..."
"Maksudnya, papa yang lagi di ruang meeting, kan? Ga sama notebook-nya, kan?"
"Ya sama notebooknya, dong, pake in focus lagi... jadi, ya, dibaca banyak orang..."
"......"
*nyengir*
"Malu-maluin, ih!!! Emangnya, windowsnya langsung appear gitu, papa????"
"Iya, lah!"
*gusrak!*
"Papa meni gaptek pisan, siiih!! Itu kan bisa disetting biar cuma muncul di pojokan aja... jadi, ga usah appearing window nya gitu... Bunda kan malu, Papa...."
*nyengir (lagi)*

huh! menyebalkan... malu, booooo!!!!!

keterangan:
1. tulisan ungu adalah kalimat papa ilman
2. tulisan biru tua adalah kalimat saya

Thursday, November 01, 2007

Efek Sebuah Reuni

Sebelumnya, saya minta maaf, ya, pren... kalo postingan saya belakangan ini tentang reuni melulu. Mungkin emang kena dampak reuni akbar kemarin yang membuat saya masih terkenang-kenang, betapa saya teh sebetulnya sangat cinta sama almamater saya waktu SMA, ketimbang almamater saya pas saya kuliah. Saya lebih bangga jadi anak SMA Negeri 2 Bandung, ketimbang jadi anak kampus saya...hihihi...

Sebetulnya, apa yang saya tulis sekarang itu adalah salah satu efek dari sebuah pertemuan yang terjadi di reuni akbar kemarin. Tentu saja, ini bukan kisah saya. Saya mungkin termasuk kolot. Sebab, saya termasuk orang yang ga suka sama yang namanya pacaran atau sengaja menceburkan diri ke dunia pacaran sewaktu SMA dan kuliah. Jadi, ga ada tuh, istilahnya mantan kecengan atau mantan pacar di kampus. Hehehehe....

Yah, memang, saya punya mantan pacar, tapi bukan teman di SMA atau di kampus, kok! Hihihi...

Nah, yang ingin saya ceritakan sekarang adalah, seorang sahabat baik saya (saya ga akan kasih link nya walaupun dia adalah salah satu kontak saya di MP ini, hihihi....), ketemu dengan seseorang yang pernah menolaknya sampai tiga kali, di reuni akbar kemarin. Yup, tiga kali teman saya sudah ditolaknya.

Di pertemuannya dengan sang cewek ini, si sohib saya ini bilang, kalo si cewek ini, sebutlah Miss X, yah, perhatiannya masih sama seperti dulu. Masih sangat-sangat besar dan mengena...(ya iya lah disebut sangat besar, secara yah, si sohib saya ini, oh, sebut saja Mr. R, pernah sangat suka, gitu loh! Tidak menyerah sampai tiga kali nembak! Perhatian sekecil apapun emang jadi bakalan tampak sangat besar, kan, kalo kita sedang gedebug in love sama seseorang..hihihi....)

Mr. R mengaku pada saya, bahwa dia memang masih suka mikirin si Miss X. Bodohnya lagi, pasca reuni tersebut, dia seperti kembali ke masa lalu, di mana dia masih sangat suka sama si Miss X. Dia bilang sama si Miss X, kalo dia masih sayang sama tuh cewek. Kenapa saya sebut bodoh? Soalnya, Mr. R ini udah punya istri. Dia seolah-olah jadi lupa, kalo di rumah, ada istrinya yang selalu mengkhawatirkannya, menyayanginya, dan lain-lain lah.

Yah, well, Mr. R ini memang bilang pada saya, bahwa dia mengaku brengsek. Dan bahkan meragukan atas motivasinya menikahi sang istri. Saya berusaha membantu mengoreksinya. Soal perasaan, emang cuma Mr. R yang bisa mengendalikannya sendiri. Saya cuma bisa ngipasin aja, buat memegang teguh janji yang udah diucapkannya pas ijab kabul lewat bapak mertuanya. Semoga, letupan-letupan hasrat pasca reuni lalu bisa diredakan dan memang reda selamanya walaupun accidentally ketemuan lagi entah di mana (maksudnya, ga mesti di acara reuni).

Ternyata, pertemuan sejenis reuni ini memang bisa berakibat banyak. Bisa membahagiakan, bisa juga berbahaya. Tergantung gimana kita bisa menyikapi masa lalu kita.... Cuih, sok bijak gini... hahahaha...

Saya cuma merasa beruntung karena saya bisa mengendalikan masa lalu saya dengan mengingat betapa beruntungnya saya sekarang, punya suami yang walaupun yah lempeng dan nyaris ga romantis, tapi dia orang yang sangat baik dan selalu mengajari saya bersyukur....

Anehnya, oleh seorang oknum 91, saya dicurigai sebagai Miss X tersebut... hahahahaha... padahal, ketemu sama Mr. R ini aja baru tiga kali, itupun semuanya selewat. Kalopun sekarang nyohib, itu semua karena teknologi chatting, email dan handphone... Bagaimana mungkin saya sampai dicurigai sebagai Miss X ini??? Aneh....


Efek Sebuah Reuni

Sebelumnya, saya minta maaf, ya, pren... kalo postingan saya belakangan ini tentang reuni melulu. Mungkin emang kena dampak reuni akbar kemarin yang membuat saya masih terkenang-kenang, betapa saya teh sebetulnya sangat cinta sama almamater saya waktu SMA, ketimbang almamater saya pas saya kuliah. Saya lebih bangga jadi anak SMA Negeri 2 Bandung, ketimbang jadi anak kampus saya...hihihi...

Sebetulnya, apa yang saya tulis sekarang itu adalah salah satu efek dari sebuah pertemuan yang terjadi di reuni akbar kemarin. Tentu saja, ini bukan kisah saya. Saya mungkin termasuk kolot. Sebab, saya termasuk orang yang ga suka sama yang namanya pacaran atau sengaja menceburkan diri ke dunia pacaran sewaktu SMA dan kuliah. Jadi, ga ada tuh, istilahnya mantan kecengan atau mantan pacar di kampus. Hehehehe....

Yah, memang, saya punya mantan pacar, tapi bukan teman di SMA atau di kampus, kok! Hihihi...

Nah, yang ingin saya ceritakan sekarang adalah, seorang sahabat baik saya (saya ga akan kasih link nya walaupun dia adalah salah satu kontak saya di MP ini, hihihi....), ketemu dengan seseorang yang pernah menolaknya sampai tiga kali, di reuni akbar kemarin. Yup, tiga kali teman saya sudah ditolaknya.

Di pertemuannya dengan sang cewek ini, si sohib saya ini bilang, kalo si cewek ini, sebutlah Miss X, yah, perhatiannya masih sama seperti dulu. Masih sangat-sangat besar dan mengena...(ya iya lah disebut sangat besar, secara yah, si sohib saya ini, oh, sebut saja Mr. R, pernah sangat suka, gitu loh! Tidak menyerah sampai tiga kali nembak! Perhatian sekecil apapun emang jadi bakalan tampak sangat besar, kan, kalo kita sedang gedebug in love sama seseorang..hihihi....)

Mr. R mengaku pada saya, bahwa dia memang masih suka mikirin si Miss X. Bodohnya lagi, pasca reuni tersebut, dia seperti kembali ke masa lalu, di mana dia masih sangat suka sama si Miss X. Dia bilang sama si Miss X, kalo dia masih sayang sama tuh cewek. Kenapa saya sebut bodoh? Soalnya, Mr. R ini udah punya istri. Dia seolah-olah jadi lupa, kalo di rumah, ada istrinya yang selalu mengkhawatirkannya, menyayanginya, dan lain-lain lah.

Yah, well, Mr. R ini memang bilang pada saya, bahwa dia mengaku brengsek. Dan bahkan meragukan atas motivasinya menikahi sang istri. Saya berusaha membantu mengoreksinya. Soal perasaan, emang cuma Mr. R yang bisa mengendalikannya sendiri. Saya cuma bisa ngipasin aja, buat memegang teguh janji yang udah diucapkannya pas ijab kabul lewat bapak mertuanya. Semoga, letupan-letupan hasrat pasca reuni lalu bisa diredakan dan memang reda selamanya walaupun accidentally ketemuan lagi entah di mana (maksudnya, ga mesti di acara reuni).

Ternyata, pertemuan sejenis reuni ini memang bisa berakibat banyak. Bisa membahagiakan, bisa juga berbahaya. Tergantung gimana kita bisa menyikapi masa lalu kita.... Cuih, sok bijak gini... hahahaha...

Saya cuma merasa beruntung karena saya bisa mengendalikan masa lalu saya dengan mengingat betapa beruntungnya saya sekarang, punya suami yang walaupun yah lempeng dan nyaris ga romantis, tapi dia orang yang sangat baik dan selalu mengajari saya bersyukur....

Anehnya, oleh seorang oknum 91, saya dicurigai sebagai Miss X tersebut... hahahahaha... padahal, ketemu sama Mr. R ini aja baru tiga kali, itupun semuanya selewat. Kalopun sekarang nyohib, itu semua karena teknologi chatting, email dan handphone... Bagaimana mungkin saya sampai dicurigai sebagai Miss X ini??? Aneh....


Tuesday, October 30, 2007

Apa Hubungannya Antara Reuni sama Punya Gandengan?? Hah? Hah???

Dalam rangka ikutan mensukseskan (atau menyukseskan? yang bener yang mana, sih?) Reuni Akbar Alumni SMA Negeri 2 Bandung, 27-28 Oktober 2007 lalu, saya kirim sms ke semua orang yang saya kenal dan saya tahu nomer hapenya.

Tentu saja responnya beragam. Ada yang sms balik, ada yang nggak. Yang sms balik juga macam-macam, laah... Ada yang bilang bisa, ada yang bilang gak bisa. Wajar, kan? Namanya juga manusia, beda kepala, beda agenda...

Tapi, ada satu, nih, yang cukup mengganggu saya. Mungkin, buat orang lain, ini biasa aja. Entah kenapa, menurut saya, ini mah cukup aneh. Bukan aneh, sih, menyebalkan aja bacanya...

Dia menjawab begini, "angkatanku ga akan ada yang datang (--> padahal ternyata cukup banyak angkatan si penjawab sms ini yang hadir di reuni akbar kemarin. dia nya aja yang ga gawul )

cukup sampai di sini? nggak, da bukan ini yang mengganggu saya....

lanjutan dari sms tersebut adalah 'ma kasih, mbak, buat infonya, saya udah punya janji sama orang lain di hari tersebut' --> oke, no problem, kan???!!

selanjutnya isinya adalah demikian 'kalo aku udah punya gandengan sih, mau aja dateng ke reuni'

eh? apa? kalo udah punya gandengan? maksudnya apa? emangnya truk, punya gandengan? truk gandeng maksud saya .

ini yang mengganggu saya, tuh....
ngapain sih, mesti sms seperti itu? biasa aja, kali...
buktinya, banyak, kok, temen-temen saya yang belum punya pasangan tetep datang ke reuni. Emangnya datang ke reuni buat pamer gandengan? hah? hah? Saya mah reuni teh buat ketemu teman-teman lama saya yang sudah lebih dari sepuluh tahun ga ketemu... nah, kalo kebetulan saya bawa suami dan anak, soalnya saya emang lagi mendoktrin anak saya buat sekolah di situ, nantinya....
lagian, saya kan dalam rangka memperkenalkan tempat saya dulu bersekolah ke suami.. ga salah, kan???

Lain kali, mikirnya lebih bener, deh, neng! Saya yakin, panitia acara reuni sama sekali tidak menyelenggarakan acara ini buat pamer gandengan... emangnya truk! huh!


Thursday, October 25, 2007

Mau Kabur, Lu????

Malam takbiran lalu itu mungkin menjadi malam yang paling naas buat Pipih, tetangga sekaligus teman main saya sewaktu saya masih kecil. Sepulangnya dari bekerja, ia bersama kedua temannya bermaksud berbelanja di Giant Pasteur Hypermarket. Sebelumnya, ia sempat menelepon adiknya, siapa tahu adiknya itu bermaksud titip belanja padanya.
Sang adik bilang, bahwa dia sedang tidak perlu apa-apa, tanya sama mama aja, siapa tau mama perlu sesuatu. Pipih bilang pada adiknya untuk tidak menyambungkannya pada sang mama, sebab ia takut dilarang oleh sang mama.

Seturunnya dari angkot menuju Sarijadi, di depan Griya Pasteur, saat hendak menyeberang, teman 1 melambai ke arah mobil yang lalu lalang sebagai tanda bahwa mereka bertiga hendak menyeberang. Mobil-mobil di dekat mereka berhenti, kecuali satu mobil. Ia tetap melaju yang mengakibatkan teman 1 dan teman 2 terjatuh karena terserempet. Melihat kedua temannya terjatuh, Pipih bermaksud menolong mereka. Namun, sang pengemudi tersebut, bukannya menginjak rem malah menginjak gas, sehingga kepala Pipih tertubruk dengan kerasnya, dan Pipih pun terpelanting. Tidak jelas apakah si pengemudi tersebut bermaksud melarikan diri atau gugup sehingga bukannya menginjak rem melainkan menginjak gas yang mengakibatkan Pipih mengalami gegar otak parah dan tidak sadarkan diri. Mungkin karena takut (ada polisi tak jauh dari situ), si pengemudi akhirnya membawa ketiganya ke RS Hasan Sadikin. Di RSHS, Pipih langsung dioperasi bagian kepalanya, karena ada pembekuan darah di otaknya. Pipih juga tidak bisa bernafas dan tidak sadarkan diri.

Di saat semua umat muslim sedang bertakbir merayakan kemenangan setelah melalui satu bulan penuh bulan Ramadhan, keluarga Pipih harus menerima kabar duka itu. Sayangnya, ketika sang ayah bermaksud bertanya tentang kronologi kejadian kepada sang penabrak, si penabrak itu menjawab,"saya ga ada urusan dengan Anda. Urusan saya dengan yang saya tabrak." Orang itu tolol, bego atau udah kehilangan akal sehat, sih? Korban ga sadarkan diri kok disuruh ditanya-tanya??? Perilaku yang sangat tidak menyenangkan lagi dari si penabrak itu adalah: DIA MINTA DAMAI, tapi sikapnya membentak-bentak anggota keluarga Pipih. Bahkan membanting pintu di depan keluarga Pipih. Masya Allah. Tentu saja, si penabrak ini minta damai. Secara, dia kan mungkin bisa didakwa atas banyak pasal. Asal tahu saja, si penabrak ini menabrak dengan mobil pinjaman dan bodohnya lagi DIA GA PUNYA SIM alias SURAT IZIN MENGEMUDI!!!

Hari Rabu, 5 hari setelah kejadian, Pipih mulai sadarkan diri, walau ternyata dia tak bisa bicara. Ia hanya bisa mengangguk dan menggerakkan jari-jarinya sedikit. Ia masih ingat semuanya, namun ia tak bisa bicara. Ia ingat pada ayahnya, mamanya, teman-temannya, anggota keluarga lain. Dari hasil pemeriksaan lebih lanjut, dokter memutuskan untuk membuat lubang pada tenggorokannya, sebab tenggorokannya pun tersumbat darah beku.
Entah seperti apa kejadiannya pada saat itu, sampai Pipih harus dilubangi tenggorokannya.

Hari Jumat, seminggu setelah kejadian, ketika dokter sudah akan melakukan operasi, suhu tubuh Pipih tiba-tiba meninggi. Dokter tidak jadi mengambil tindakan operasi. Hari Sabtu, dokter masih berupaya untuk melakukan tindakan operasi, namun ternyata kinerja paru-paru Pipih sudah mulai drop. Hari Minggu subuh, kinerja jantung Pipih ikut drop. Dokter sudah berupaya sedemikian rupa, namun Allah SWT berkehendak lain. Minggu, 21 Oktober 2007, jam 08.17, Pipih menghembuskan nafasnya yang terakhir......

Jenazah Pipih dimakamkan hari itu juga. Ketika iringan jenazah melewati rumah sang penabrak, si penabrak tersebut tidak muncul. Bahkan, tidak sedikitpun kelihatan batang hidungnya ketika tahu orang yang ditabraknya sudah meninggal dunia. Yang bikin kita sebel, kesel dan pengen mengutuk orang ini, setiap ditemui dia minta damai terus, tapi dia ga minta maaf yang ada malah bentak-bentak. Perilakunya sungguh tidak menyenangkan. Tidak membuat hati orang yang ditinggal Pipih semakin ringan. Dia bilang ga sanggup bayar semua biaya RS, jadi minta bayar setengahnya aja untuk menanggung perbuatannya. Dari biaya operasi 2.5 juta, dia cuma kasih 100ribu saja. Itupun sambil marah-marah.


Sudah elu ngilangin nyawa orang, kagak punya SIM, minjem mobil orang pula, masih mau kabur, lo???? Elu boleh kabur dari dakwaan kita, tapi elu ga bisa kabur dari dakwaan ALLAH!!!!




UNDANGAN REUNI AKBAR ALUMNI SMA NEGERI 2 BANDUNG

YTH. ALUMNI SMAN 2 BANDUNG,

Dengan hormat,

Pengurus IKA SMAN 2 Bandung dengan ini mengundang seluruh angkatan Alumni SMAN 2 Bandung untuk menghadiri REUNI AKBAR ALUMNI SMA NEGERI 2 BANDUNG, yang insya Allah akan diselenggarakan pada :

Hari / tanggal : 27 & 28 Oktober 2007

Waktu : Pkl. 19.00 - Selesai (27 Oktober)
Pkl. 10.00 - Selesai (28 Oktober)


Tempat : Kampus SMAN 2 Bandung
Jl. Cihampelas 173 Bandung



Acara :


Hari Sabtu, tgl. 27 Okt 2007

19.00 - 20.00 Registrasi Alumni
20.00 - 20.30 Wachdah Band
20.30 - 20.45 Pembukaan ( Ir. Dedi Oyot '71)
Sambutan-sambutan dari :
1. Ketua Reuni Akbar SMAN2 Bdg 2007: drg. Chandradewi Rachmadi '67
2. Ketua IKA SMAN2 Bandung: Ir. Djanaka A.Djatnika '68
3. Ketua Dewan Penasihat IKA SMAN2 Bdg: Bpk. Agum Gumelar
20.45 - 21.15 Penampilan dari Pom-pom boys
21.15 - 22.15 Grasshopper Band / alumni
22.15 - 23.15 Prea Ex Disco (Bebeh '74)
23.15 - selesai Wachdah Band / acara bebas

Hari Minggu, tgl. 28 Okt 2007

10.00 - 10.30 Registrasi Alumni / The Most Band
10.30 - 10.50 Pembukaan oleh Mc/koord acara
Pembacaan Doa
Hymne & Mars SMAN2 Bandung dipimpin oleh Bpk Wing

Sambutan - sambutan :
1. Ketua Pan. Reuni Akbar 2007
2. Ketua IKA SMAN2 Bandung
3. Kepala Sekolah
4. Perwakilan Alumni SMAN2 Bdg Bpk. Agum Gumelar
10.50 - 11.00 Penyerahan sumbangan/bea siswa disampaikan oleh Ketua Bid Bea Siswa (Ibu Rani Razak '80) diserahkan oleh Ibu Yani Panigoro '69
11.00 - 11.30 Persembahan dari alumni per angkatan
11.30 - 11.45 Permainan KIM / penarikan doorprize
11.50 - 12.20 Persembahan dari alumni per angkatan
12.20 - 12.30 Jack & Sally Band (Eri '80)
12.30 - 12.40 The Big band Jazz (Siswa SMAN2 Bdg)
12.40 - 12.55 Permainan KIM II
12.55 - 14.10 Hiburan Electone/artis alumni
14.10 - 14.25 Permainan KIM III (Hadiah Utama)
14.25 - selesai The Most Band .....Bebas.. ..

Demikian undangan disampaikan untuk dapat disebar luaskan kepada seluruh Alumni SMAN 2 Bandung, atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

Wassalam,
SEKJEN IKA SMAN 2 BANDUNG

Drs. H. Arief A. Soedjono, MBA '80

Friday, October 19, 2007

[ngomel] M = Menyebalkan, Memuakkan, Membuatkesal, apa lagi?!!

Sebelumnya, Mohon Maaf Lahir Batin...
Selamat merayakan kemenangan di Hari Raya Idul Fitri bagi yang merayakannya...

Sori, sekalinya posting malah posting ngomel-ngomel...
Masih inget, cerita saya yang ini???

Bagaimana akhir dari cerita tersebut?

Gini ceritanya...
Sehubungan dengan diadakannya Reuni Akbar Alumni SMA Negeri 2 Bandung pada tanggal 27-28 Oktober 2007 mendatang, salah seorang alumni berinisiatif buat bikin kaos seragam. Nah, kebetulan, beliau meminta bantuan saya dan tante maria yang keren ituh untuk menjadi bendahara. Maksudnya, sih, supaya temen-temen alumni yang pengen beli kaos, dipersilakan buat transfer ke rekening saya atau ke rekening tante maria yang keren ituh.

Akibat saya sudah terlalu malas buat berhubungan lagi dengan CS Bank M itu, saya tidak bisa menggunakan fasilitas internet banking yang padahal pada saat tersebut, sesungguhnya saya betul-betul perlu, minimal buat ngecek, siapa aja yang sudah transfer. Jadi, ga perlu susah-susah ngantri di CS buat rajin minta rekening koran. Karena, tiap hari kan harus cross check sama yang punya hajat juga.

Akhirnya, saya mengalah dan menelepon ke 14000 (call M). Saya ceritain semua kronologisnya. Dan, dia sendiri ngecek, bahwa memang saya sudah terdaftar di internet banking pada bulan Juni, via ATM. So, sungguh jelas sekali, bahwa pada saat saya mendaftar dua kali di CS cabang Martadimana itu ternyata ga terinput!!! Pantesan aja ga pernah dapat email!!!

Ya sudah, akhirnya, saya nanya, gimana, nih, kelanjutannya? Si mbak CS yang nerima telpon saya tersebut bilang ke saya untuk telpon aja ke cabang aja. Ga lama, saya telpon ke cabang untuk komplen. Si mbak CS yang di cabang itu bilang mau mereset akun internet banking saya. Silakan dicoba dalam 24 jam ke depan.

Besoknya, saya cobain lagi dan masih ga bisa. Akhirnya, berhubung saya udah kesel, saya langsung berangkat ke cabang dengan dua tujuan. Komplen dan minta rekening koran. Beruntunglah, pada saat tersebut saya dipertemukan dengan seorang CS bernama Rani, yang rupanya alumni SMA saya juga (beda sekian tahun angkatan di atas saya) yang bener-bener sabar melayani saya. Dia sendiri mempersilakan saya buat mencoba sendiri internet banking pake komputernya. Saya tunjukkin sama beliau, bahwa memang ga bisa.

Akhirnya, dicapai kesepakatan untuk menghapusnya saja, sehingga saya bisa daftar ulang lagi via ATM. Tapi, tentu saja, untuk menghapusnya, saya harus menelepon lagi ke 14000 (call M).

Balik dari cabang, saya langsung telpon ke 14000 (call M) untuk menghapus akun internet banking saya. Saya pengen daftar ulang lagi aja, deh! Dan, ternyata diperlukan waktu antara 2 x 24 jam sampai 3 x 24 jam untuk bisa daftar ulang. Hhhhh... lama juga, yah!!!!!

Ya sudah, saya tunggu sampai tiga hari kemudian, dan akhirnya saya ke ATM untuk registrasi ulang internet banking dan akhirnya... berhasilll!!! Meski sayang sekali, saya belum bisa mendapatkan token, karena stok di seluruh Bandung habis!!!! Jadi, untuk internet banking tersebut, saya hanya bisa cek saldo saja. Only cek saldo, ga bisa transaksi.

Nah, apa yang membuat saya mengomel selanjutnya???

Sudah tiga hari belakangan ini saya mau bayar Telkom Speedy. Soalnya, jatuh temponya tanggal 20 Oktober 2007, dan seperti biasa, saya baru terima tagihan menjelang libur. Bulan-bulan sebelumnya, jatuh tempo setiap tanggal 20, tagihan baru saya terima tanggal 19. Paling cepet tanggal 18. Suck, huh?!

Saya teringat akan fasilitas sms banking yang sudah ada di genggaman tangan saya. Di mana pada beberapa waktu sebelumnya, bisa saya gunakan untuk bayar kartu kredit. Saya pikir, mungkin bisa saya manfaatkan buat bayar Speedy juga. Ternyata, transaksi ditolak dengan alasan saya salah memasukkan nomor. Saya ga ngerti nomor apa lagi yang harus saya masukkan, secara saya sudah mengikuti panduan dari buku SMS banking tersebut. Ya sudahlah, mungkin nanti saya mesti nanya lagi sama CS nya.

Karena ga berhasil bayar via sms banking, saya coba bayar via ATM. Muncul pesan, MAAF UNTUK SEMENTARA ATM INI TIDAK DAPAT MELAYANI TRANSAKSI INI. Pesan ini muncul di beberapa mesin ATM yang saya datangi. Tentu saja di tempat yang berbeda-beda.

Terus terang, libur panjang seperti ini menyusahkan juga, ya. Padahal, saya sudah mulai kerja dari hari Selasa, 16 Oktober 2007 lalu.

Hari ini, saya dan kakang mencoba untuk mendatangi Bank M cabang Surapati. Di samping gedung besarnya, ada loket kecil untuk pembayaran listrik dan telepon. Saya mencoba bertanya pada satpam, katanya untuk bayar yang berhubungan dengan Telkom, di loket pembayaran telepon aja. Waktu saya datangi, ternyata kosong, ga ada petugasnya. Yang ada cuma petugas yang melayani pembayaran listrik. Lagian, di loket pembayaran telepon itu ga ada keterangan bisa bayar Speedy apa nggak.

Saya mencoba masuk ke gedung utama menuju teller. Setelah ngantri panjang dan lama, saya ditolak sama tellernya dengan alasan buat bayar Telkom di loket yang di luar.
"Mas, kalo di sana ada orangnya, saya ga akan ke sini!!!"
"Ada, kok, Bu."
"Aduh, please, deh, Mas, saya tuh udah dari sana. Yang ada orangnya cuma di loket pembayaran listrik!"
"Pokoknya di sana aja, Bu!"
"Huh!!!"

Saya ngeloyor keluar dan waktu pak Satpam di luar mau menyapa saya dengan ucapan "terima kasih", saya malah ngomel dengan kata "menyebalkan-sekali-sih-pelayanan-di-sini!!!" ke kakang. Saya bersumpah, ga akan lagi mendatangi tempat itu!!!

Biar urusannya cepet beres, akhirnya saya minta anter kakang untuk ke cabang Setiabudhi aja. Di sekitar kami, yang buka cuma dua cabang. Cabang Surapati dan cabang Setiabudhi. Dan akhirnya, kami pun meluncur ke sana. Di tengah perjalanan, kami ketemu sama kantor Telkom cabang Setiabudhi. Kakang mengusulkan untuk bayar di situ aja. Yo wis, kami akhirnya masuk ke situ. But, you know what?! Waktu ambil nomor antrian, saya kebagian nomer 100, sementara yang dipanggil baru nomor 47!!! Itu pun hanya ada satu meja yang melayaninya!!! Bisa-bisa saya nggak kerja kalo gini caranya!

Akhirnya saya dan kakang memutuskan untuk ke Bank M cabang Setiabudhi. Sesampainya di sana.... masya Allah... ada manusia sedemikian banyaknya!!! Antrian mencapai pintu luar!!! Saya mencoba menengok ke dalam, sampai disapa sama pak Satpamnya.
"Pagi, Bu.... Ada yang bisa saya bantu?"
"Pagi, Pak... iya, nih, saya mau bayar Telkom Speedy... tapi ngantri kek gini, males juga ya, Pak... soalnya, saya cuma izin sebentar dari kantor, nih...."
"Memangnya kalo ke teller, bisa, Bu?"
"Selama ini, saya bayarnya ke teller di M cabang Setrasari Mall, pak..."
"Oh, gitu, ya, Bu....Biar lebih mudah, ibu bisa bayar pake ATM aja. Ibu punya ATM-nya, kan?"
"Hmmm...., begitu, ya, Pak? Sebetulnya, saya sudah beberapa hari ini mencoba bayar via ATM bahkan sampai sms banking, ga pernah bisa."
"Kalo begitu, coba saja hari ini..."
"Baru saja sudah saya coba lagi, Pak. Baik via sms banking maupun ATM, ga bisa, Pak. Saya ga bisa transaksi via internet banking, gara-gara token-nya ga juga belum saya dapat. Kan, persediaan token lagi kosong di seluruh cabang di Bandung, bukan?"
"Oh, begitu, ya, Bu?"
"Iya, Pak.. dan satu hal lagi, saya ga akan sekesal ini, kalo belum mencoba semua cara, Pak... Kalo gitu, sudahlah. Saya balik ke kantor aja... Ma kasih, ya, Pak...."
Saya dan kakang memutuskan balik ke kantor aja. Di perjalanan, kami mampir dulu ke kantor Telkom buat ngembaliin nomor yang sudah terlanjur kami ambil tadi.

Kakang nanya,"jadinya kita bayar hari Senin aja, nih?"
"Iya, lah! Kita bayarnya ke cabang Setrasari Mall aja, seperti biasa. Denda denda, deh!! Huh!! Menyebalkan sekali urusan hari ini!!!"


Untunglah, kakang masih libur sampai hari ini. Kalo nggak, pasti betenya dobel.
Hhhh... kenapa, ya, nama bank tersebut dimulai dengan huruf M? Adakah hubungannya dengan Menyebalkan, Memuakkan, Membuatkesal??????

Thursday, August 23, 2007

[ilman] dokumentasi ilman usia 7 bulan

ini dokumentasi foto-foto ilman umur 7 bulan.....
sekarang ilman udah pinter...
udah bisa tepuk tangan, udah bisa nyanyi-nyanyi dan menjawab pertanyaan kalo ditelpon bunda, udah pinter memberontak kalo lagi dipakein baju atau celana, udah bisa bangunin bunda, udah bisa "marahin" om nya kalo om nya kurang ajar sama eyangnya, bubblingnya udah tambah sering, seru, deh, pokoknya!
cuma, ilman belum bisa duduk tegak, tapi dia maksa-maksa mau berdiri, nih...jadi bingung juga....







Tuesday, August 07, 2007

[memutuskan] untuk tidak lagi membenci mantan pacar (hahahahahaha)


hari minggu malem, aku nelpon paypay. iseng aja, just checking, secara sudah lama ga denger kabar2 tentang dia. di sela2 obrolan, tiba2 paypay bilang,"pen, lu dah tau belum, ritta udah ngelahirin?" karena aku emang ga tau, aku bilang ga tau dan akan nelpon ritta.

cerita selanjutnya emang bisa ditebak, aku emang langsung telpon ritta ke hp nya. tapi, malah tersambung ke mailbox. ga kurang akal, aku telpon agus, suaminya.

dari sebrang sana:"assalaamu'alaikum"
aku: "wa'alaikum salaam. kak agus, ini peni."
agus: "iya..."
aku: "selamat, yaaa, katanya istrimu udah melahirkan?"
agus: (sok ga nyambung) "iya, aku udah lahir, tuuh... udah lama sekali... ada lah 30 tahun yang lalu....."
aku: "ih, suka sok ga nyambung, dweh!! istrimu sudah melahirkan, kaaannn???!!!"
agus: "oh, iya... istriku sudah melahirkan anak kedua kami..."
aku: "alhamdulillaah... selamat, yaaa... kapan, tuh? aku baru dapet kabar barusan, dari paypay..."
agus: "hari selasa lalu, tanggal 31 juli. bareng sama badai (bukan nama sebenarnya, FYI: mantan pacar aku), lho... sama2 ketemu di hermina..."

glek....cleb!!!!
kenapa agus harus nyebut nama badai???
*sebetulnya, agus ga tau atau pura2 ga pernah tau bahwa pernah ada sesuatu antara aku dengan si badai*
dan, kenapa juga aku harus merasa..... sebal ketika agus menyebut nama itu ke aku? it's been over! aku sama si badai kan udah ga ada apa2. aku udah punya kakang dan ilman.
langsung aku alihkan percakapan dengan mengatakan..."kok, aku ga dikabarin??? aku udah telpon ke hp istrimu, tapi mailbox!"
agus: "oh, mau ngomong sama istriku?"
dan akhirnya percakapan bersambung dengan ritta, yang alhamdulillaah banget.... ga pake nyebut2 nama si badai!

setelah percakapan berakhir, aku malah jadi kepikiran satu hal.
"kenapa aku harus menghabiskan waktu di sisa hidupku buat membenci si badai?"

oke...oke... bukan saya cinta mati sama si badai.. itu mah memori daun pisang..alias udah lama berlalu. yang bikin saya sepet atau sebal setiap kali mendengar namanya disebut itu cuma satu hal: kami putus nggak baik-baik. Gara-garanya: dia ketauan selingkuh!!!
so far, saya emang marah berat sama dia.

bahkan sampai akhirnya saya menikah dengan kakang juga, ternyata tidak membuat rasa benci sama dia berakhir begitu saja. kesel tau, dipecundangi! halah, bahasanya...

tapi, semalam, saya mikir yang bener-bener mikir (akhirnya). Saya akhirnya bikin sebuah keputusan yang waras: untuk tidak lagi membenci si badai.
karena, dengan membencinya, maka separuh hidup saya sebetulnya habis hanya untuk menghindari ketemu sama dia secara tidak sengaja; atau bahkan malah memikirkan dia. lho? tentu saja! karena, dengan membencinya, justru kita malah mencari-cari informasi seperti dia akan berada di mana hari apa dan menghindari tempat2 yang mungkin akan dia datangi.
capek, kan?

setelah diingat-ingat lagi.. walau dia emang ketauan selingkuh, toh, waktu aku putus sama dia, bukan dalam keadaan aku sudah dilamar sama dia. artinya, dia ga ninggalin aku secara tidak bertanggung jawab. so far, sebenernya ga perlu seberdarah-darah itu, kan? ada yang bahkan udah tinggal 2 minggu lagi mau married malah udahan bin putus. lebih berdarah-darah, kaaannn....

menyadari itu, daripada hidupku habis buat benci sama dia gara2 kesalahannya di masa lalu... mendingan aku bikin keputusan aja, deh! untuk ga benci badai lagi
sayang banget, mendingan waktu hidupku yang sempat kupake buat benci sama dia, aku pake untuk lebih memperhatikan ilman dan papanya, sebab mereka jauh lebih valuable buatku....


*thanks buat orang2 yang sudah memberiku inspirasi tentang menghabiskan waktu di sisa hidup kita*


note: gambar dapet dari google

Friday, April 27, 2007

KAPOK!!!!!

Gue emang bukan ahli di bidang perbahasaan. Gue termasuk book lovers, meski tingkat kecintaan gue ga parah2 amat. Ga semua buku gue lalap, tapi setidaknya gue suka baca buku. Gue juga suka nulis, meski tulisan-tulisan gue belum pernah gue sengaja memuatkannya ke media-media. Kenapa? Gak pede? Mungkin. Atau kadang gue males ngeprint dan mengirimkannya ke luar. Satu hal lagi, kadang gue males ngedit ulang tulisan-tulisan gue. Maksud "tulisan" di sini, ga termasuk blog, yah! "Tulisan" di sini maksudnya cerpen atau novel gitu, deh. Tapi, meski begitu, gue ga asing di dunia kepenulisan. Tulisan-tulisan gue dulu sering banget menghiasi buletin internal PAS.


Sampai suatu hari di tahun 2004, gue ditawarin buat ngedit sebuah buku. Bukan buku yang sedemikian dahsyat pentingnya, kok. Kumpulan cerita FLP Aceh. Tapi buku itu penting buat gue, karena itu buku pertama yang gue edit. Cuma, setelah gue ngedit buku itu, gue mendadak ilfil bahkan kapok buat ngedit buku lagi.

Waktu gue dapet job ngedit ini, ga pake surat tugas gitu, sih. Kenapa bisa begitu? Ceritanya ada seorang karyawan sebuah penerbitan yang juga seorang penulis terkenal di Bandung (sebut saja dia Mr.X), bertugas ngedit buku itu. Sebenernya itu bukan main job dia, dia cuma dimintain tolong, coz editor utama buku tersebut ga sanggup ngedit buku itu secara gawean dia seabrek. Setelah ada di tangan Mr.X, ternyata Mr.X ga sanggup ngerjain juga, secara dia sendiri lagi banyak tulisan yang mesti diselesaikan. Jadilah, si Mr.X minta tolong ke gue buat ngeditin buku tersebut dengan perjanjian pembayaran 70-30% dari jumlah fee yang akan dibayarkan (70% nya buat gue, 30%nya buat dia), plus nama gue bakal dicantumin sebagai editor. Selain itu, gue akan dikasih beberapa buku hasil editan gue tersebut. Waktu buat gue 2 hari aja, soalnya 3 hari lagi tulisan2 tersebut harus segera masuk lay outting.

Jadilah gue begadang, memicingkan mata selama 2 hari 2 malam, karena jujur aja, tata bahasa sebagian penulis tersebut (yang 70% penulis baru) lumayan acak-acakan dan sangat emosional, sehingga sulit buat dinikmati. Tugas editor kan, untuk membuat sebuah tulisan menjadi bisa dinikmati orang banyak?

Kelar kerjaan dalam 2 hari, gue segera menemui Mr.X buat menyerahkan kerjaan tersebut. Mr.X bilang, di penerbitan tersebut editor atau penulis baru dibayar setelah buku terbit. Oke, gue tungguin.

Oya, sebelumnya, gue sempet koar-koar ke beberapa temen gue *sekalian promosi juga* kalo buku editan gue bakal segera hadir. Gue kasih tau judulnya, dll.

Ada lah sekitar 2 apa 3 bulan setelah kerjaan gue ngedit kelar, gue di sms ama seseorang yang maniak buku. Dia sms, 'buku kumpulan cerita FLP Aceh udah keluar, tapi, kok, nama editornya bukan kamu?'

Ha? Serius?

Gue langsung cabut ke Gramedia, buat ngecek. Oh...lutut gue lemes. Semua cerita itu gue yang edit, tapi begitu gue lihat halaman yang ada nama editornya, ternyata nama editor semula (yang katanya ga sanggup ngerjain editan itu).
Even nama Mr.X pun ga ada (yang ini sih gue ga peduli, yang penting itu nama gue ga ada!!!).

Gue belum protes ke Mr.X. Gue masih mingkem. Sampai suatu hari, gue emang ada perlu ke Mrs.X, gue dateng ke rumahnya. Mrs.X itu istrinya Mr.X. Gue disambut pembokatnya. Pembokatnya ngasih beberapa titipan Mrs.X, karena Mrs.X buru-buru ke rumah sakit nganterin anaknya. Titipan-titipan itu emang udah gue minta sebelumnya ke Mrs.X. Begitu gue beranjak ninggalin rumah Mr.X, si pembokat buru-buru manggil gue. Ada titipan lagi. Duit 60 rebu, terdiri dari 50 rebu dan 10 rebu yang sudah sangat lecek.

"Apaan, nih, Bi?"
"Kata ibu, ini dari Bapak."
"Buat apa, ya?" --> sampai di sini gue masih ga ngerti.
"Neng tanyain aja sama ibu nanti, ya. Da saya mah cuma disuruh nyampein aja."
"Oke. Nuhun, ya, Bi..."
"Sami-sami..."

Gue sms Mrs.X soal duit itu. Dibales sama Mrs.X, katanya itu honor ngedit buku kumcer itu.

Haaaa????

Gue emang ga tau berapa jumlah persis yang diberikan 100%nya. Kalo 70% nya dapet 60rebu berarti total fee ngedit buku kumcer itu adalah 85rebu????
wow! jumlah yang SANGAT fantastis!!!

Rasanya gue adalah editor buku tersial saat itu:
1. honor 60rebu dengan uang lecek, tanpa amplop, even kuitansi yang harus gue tanda tangani sebagai bukti terima bahwa gue emang bener-bener editor buku tersebut
2. nama gue tidak tercantum di buku tersebut melainkan nama orang lain, padahal yang kerja gue!
3. ga ada permintaan maaf dari pihak manapun
4. dan, karena nama gue ga dicantumin, maka hak gue buat dapet buku hasil editan gue juga melayang

Argh! Layak, ga, sih, kalo gue ngerasa dimanfaatin atau ngerasa "dianiaya"? Huhuhuhu...
Emang, sih, itu kejadian udah 3 tahun yang lalu. Tapi, rasanya kalo sekarang-sekarang gue ditawarin lagi jadi editor dengan cara seperti itu....nggak, deh! KAPOK!!!!

tag

Nasib...Nasib...


10 April kemarin ulang taun papanya ilman. Mikir, ngadoin apa, ya...
sebenernya udah lama banget pengen pesen kue ke seseorang yang biasa bikin kue2 bagus, cuma karena papanya ilman ini baru aja pulang dari papua (yang tadinya ga jelas waktu pulangnya), gue trus mikir2 lagi kalo pesen kue ke seseorang itu. Soalnya, katanya kalo mau pesen setidaknya 3 hari sebelumnya.
Waktu itu, 3 hari sebelum 10 April itu, papanya ilman belum jelas bisa pulang atau nggak dari Papua. Batal, deh, pesen kue bagus. Hiks.
Tapi, trus, sehari sebelum 10 april itu, gue iseng2 tanya sama temen sekantor yang emang sering beli kue2 kayak gitu. Katanya depan Griya di jalan Sunda ada, tuh, toko kue yang lumayan enak trus halal pula. Ya udah, booking nova minta dianterin ke sana besoknya.

Besok paginya, si nova lupa, dia malah ngabur entah ke mana. Gue cuma ngucapin met ultah sama papanya ilman teng jam 00, 10 April. Gue rasa itu sangat garing pisan. Ga ada hadiah buat jadi surprise. Hiks.


Ga nyangka juga, sorenya, temen gue yang kasih rekomendasi toko kue yang di jalan Sunda itu, malah ngajak gue ke situ. Wah, kayak dapet nangka runtuh, gue iya in aja. Setelah gue beli, gue minta dikirim aja, biar gue ga usah susah payah bawa2 blackforest cantik itu. Sayangnya, ga ada kurir sore itu, baru bisa dikirim besoknya, 11 april. Ya sutralah, daripada ga kekirim sama sekali dan rencana buat kasih surprise batal sama sekali.


Nyampe rumah, gue berusaha nyembunyiin surprise itu (soalnya, kalo di depan hubby, gue orangnya rada2 bocor, euy...). Tapi, gue melakukan sebuah tindakan bodoh. Minta dia bawa kamera ke kantor besoknya. Suami gue yang ga gitu doyan mendokumentasi hal2 ga penting, kaget dan nanya,"buat apa?"
Buat apa coba? *pengen mentung diri sendiri*
Sambil nyengir, gue cuma jawab,"kali aja perlu."
Stupid question, stupid answer juga....

11 April 2007, 09.00
Telpon bunyi. Dari papanya ilman.

"Yap! Kenapa, Pa?"

"Kamu kirim kue?"

"Hehehe, iya.. Udah terima?"

"Iya"

"selamat ulang tahun, yaaa..."

"Iya. Dari mana ini?" ---> Ha??? Surprise kok nanya2....
"Ada, deh..Mau tau aja.."

"Oh, ya udah, deh, kalo gitu."
Klik! Telpon ditutup.
Hihihihi... dari sini, gue deg-degan pengen tau kelanjutan ceritanya kayak apa...


Gak lama, YM gue nyala.
BUZZ!!

gue : difoto, ga?
papa ilman: belum

papa ilman: da belum dipotong

gue :
kok belum dipotong?
gue :
tadi ke mana aja?
papa ilman: ke gedung lama

gue :
oooo
gue :
ada yang comment?
papa ilman: ga ada
papa ilman: di simpen di dapur

gue :

gue : kok disimpen di dapur?
gue :
kan bunda bilang bagi2 ama temen2 di project
papa ilman: bentar atuh

gue :

papa ilman: da lagi pada sibuk

gue :
oh
gue :
salah lagi, deh, bunda
gue :


lima belas menit kemudian

papa ilman: udah di potong

papa ilman: langsung abis

gue : papa kebagian?
papa ilman: pertama dong
gue :
difoto, gag?
gue :
pada komen?
papa ilman: udah

papa ilman: ngga

papa ilman: yang penting mah makan dan enak

papa ilman: ga perlu komen2

gue :
enak?
papa ilman: kurang

papa ilman: ya enak
papa ilman: ya kurang


gitu doang...hiks garing.... temen-temennya juga pada garing gitu.. ga ada basa basinya ngucapin met ultah, kek, apa kek... yang seru gitu... nasib..nasib... pengen kasih surprise, yang dikasih surprisenya lempeng-lempeng aja....

nb: gambar cuma ilustrasi doang, bukan black forest yang saya beli, yang ini mah mini blackforest dari RS Hermina tea

Wednesday, April 18, 2007

Jadi Ibu di Hari Ibu (bagian 3 - Tamat) hihiihi.. kesannya trilogi ^_^

sebelumnya bisa dilihat di bagian pertama lalu di bagian kedua

22.00

hape saya berbunyi. nomornya saya ga kenal. cewek. tapi orang tersebut mau bicara dengan fahmi.
berhubung saya lelah sekali, saya ga ambil pusing.

lalu, fahmi berdiri, bermaksud keluar.
"mau ke mana?"
"ke bawah, ke ruang bayi."
"ada apa?"
"ga tau, disuruh ke sana."
saya jadi mikir... jangan2 ini ada hubungannya dengan kenapa dia tidak pernah diantar ke kamar saya setelah 2 kali waktu menyusui berlalu.


23.00
fahmi balik ke ruangan saya.
"kenapa? anak kita kenapa?"
"...."
"kenapa?"
"...."
"kenapa???? jawab atuuuuuuuuuuuh!!!!"
"...dia harus diinfus..."

"kenapa dia harus diinfus???"
"karena dia ga mau dikasih susu..."
"ya kenapa juga dia ga dianterin ke sini? bayi2 lain pada dibawa ke ibunya, kok, anak kita nggak?"
aku ngelihat fahmi speechless. duh, ada apa, sih?!

"anak kita bukan di ruang bayi biasa. dia ada di perina. karena ada cairan di paru2 dan di lambungnya.
tadi itu dia puasa 12 jam. nah, setelah 12 jam, ternyata dia ga mau dikasih susu..."
"maksudnya di perina?"

"kayak icu gitu..."
what?!!!
"kenapa bisa ada cairan di paru2 ama di lambungnya?"
"dokternya bilang, karena dia ga melalui persalinan normal, jadi adaptasinya ga sedikit2."
ah, aku ga ngerti ama penjelasan ama fahmi. soalnya, bayi temenku yang dilahirkan secara c-sectio juga ga kenapa2.
baik2 aja. pasti ada yang aneh.
"udah, kamu bobok aja... kamu jangan banyak pikiran biar cepet sembuh. kasian anak kita kalo kamunya banyak pikiran..."


huhuhuhuhuhu.... kenapa sih, bayiku?????


minggu pagi, 08.00
ibu sama emak datang. bawa apel berikut piring dan pisau... hihihihi....
"bu, ari2nya udah terima? masih bagus, ga?" tanya saya.
soalnya, fahmi baru bawa ari2 hari sabtu. hari jumat ga ada yang inget buat bawa ari2 pulang.
"bagus, kok, mbak. ga bau. tapi...."
"kenapa, bu?"
"sisa tali pusernya kok pendek banget, ya? kira2 segini deh..."
ibu menggerakkan dua jari telunjuknya untuk menunjukkan ukuran sisa tali puser yang ada di ari2. kira2 10 cm.
"pendek amat?"
"mungkin itu, mbak, alasan kamu harus dicaesar. terbelit tali puser, pendek lagi tali pusernya...jadi dia ga bisa masuk ke panggul"
air mata saya kembali berlinang. saya membayangkan usaha bayi saya untuk berjuang mencapai rongga panggul. pastinya susah karena dia terbelit tali puser yang pendek.
dan itu juga menjawab keheranan saya, kenapa saya bukannya merasa mulas pada saat kontraksi, ya?
tapi, saya ingat, bahwa merasakan sesak nafas yang teramat sangat ketika perut mengeras. Apa itu kontraksi?
dan mungkin itu juga alasannya kenapa bayi saya menginap di perina...

minggu malem.
mulai belajar jalan. waddaaawwwwww... sakit banget, yaaa???
dari tempat tidur menuju kamar mandi aja butuh waktu setengah jam! padahal jaraknya cuma 4 meter!
berdiri duduk. jalan duduk. gitu terus. untung fahmi hampir 24 jam nemenin di RS, jadi ya dituntun fahmi.
alhamdulillaah, fahmi sabar banget ngadepin saya yang kayak gitu, juga anak yang lagi dirawat di perina.
dengan tabah dia motretin dan shoot beberapa adegan perilaku anak saya di ruang perina, khusus untuk diperlihatkan pada saya.

senin, 25 desember 2006
keluarga di garut menjemput saya di rumah sakit. saya berharap bisa ketemu bayi saya dan membawanya pulang.
tapi, waktu saya sudah sampai di perina, susternya bilang kalo ilman bilirubinnya 10.4 di batas kuning, jadi daripada kuning mendingan diterapi sinar aja.
so, saya dan keluarga dari garut juga dengan bapak ibu pulang tanpa ilman.
saya belajar menyusui secara langsung, setelah sebelumnya, asi yang didapat ilman adalah hasil pompaan.
tapi, ilman baru aja mimik... jadi dia merem aja, tidur. duh, saya merasa sangat frustasi....
malam itu, saya merasa gundah. rasanya, sakit bekas operasi sedemikian terasanya. tiba2 saya menangis, ga tau kenapa.
mungkin, harusnya saya sudah merasakan keberadaan ilman di rumah, tapi ilman masih di rumah sakit....

selasa, 26 desember 2006
fahmi telpon dari rs, katanya bilirubin ilman sudah 4,32. berarti ilman sudah boleh pulang! horeeee!!!
saya nunggu ilman di rumah. yang jemput ilman, fahmi, ibu dan bapak.
waktu denger suara taksi berhenti di depan rumah, jantung saya berdebar2 keras sekali.
horeeeeeeeeeeee!!! saya bisa sepuasnya memeluk dan menciumi anak saya sendiri!!!!
itulah pertama kalinya saya bener2 merasa jadi ibu.....

tamat

tapi cerita ga selesai sampai di sini.... hehehe