Monday, December 22, 2008

Shidiq Ilman Faiz



Yup! Nama lengkapnya demikian. Shidiq Ilman Faiz. Ketiga kata itu adalah hasil diskusi, brosing dan pemikiran masing-masing antara saya,"
Fahmi dan Bapak.
Saya kepingin sekali menamai putra saya dengan nama Ilman, selain karena artinya Ilmu, yang saya harapkan kelak dia suka belajar tentang segala sesuatu, juga karena saya terinspirasi oleh seorang adik mentor saya ketika Pesantren Kilat 11 di Garut, bernama Ilman, anak yang keren banget! Waktu itu, Ilman kelas 4 SD. Sekarang sudah segede apa, ya, dia?">


So, ketika Allah SWT mengabulkan doa saya untuk memiliki putra, saya nggak pikir panjang lagi, karena nama 'Ilman' sudah saya rencanakan 7 tahun se
belumnya. Faiz, nama sumbangan dari papanya, Fahmi. Seminggu sebelum saya melahirkan, saya dan Fahmi sering diskusi tentang nama bayi kami, via Y!M. Tepat hari ke-2 setelah Ilman lahir, saya dan Fahmi sepakat untuk memberi nama bayi pertama kami: Ilman Faiz. Tapi, trus Fahmi minta saya sms bapak, siapa tahu, bapak juga pengen nambahin. Namanya juga cucu pertama bapak. Hehe... Oke, saya lalu sms bapak. Bapak reply dan kasih dua alternatif. Ilman Faiz Ash-Shidiq atau Shidiq Ilman Faiz. Berdasarkan pertimbangan kami nggak mau nyusahin putra kami ketika dia dewasa nanti (seperti mengisi lembar ujian dengan nama lengkap atau mengisi form apapun, karena pengalaman papanya yang punya nama lumayan panjang jadi agak bete kalo harus ngisi form dengan nama lengkap), maka kami memutuskan untuk menamai baby kami dengan nama: SHIDIQ ILMAN FAIZ. Setelah keputusan dibuat, Fahmi langsung bikin akte kelahiran di RS Hermina Pasteur Bandung. Ada yang lucu mengingat kami baru jadi orang tua. Seminggu setelah Ilman lahir, karena kuning, Ilman harus masuk RS Hermina lagi untuk rawat inap. Bilirubinnya waktu itu 16,sekian (lupa!). Sebelumnya, masuk UGD dulu, karena hari itu adalah Tahun Baru. Di mana semua dokter anak libur, hanya ada UGD. Perawat memanggil nama "Bayi Shidiq" dengan lantang, berulang-ulang, tapi tampaknya nggak ada yang menghampiri. Saya sempet gemes dan berpikir, "Ih! Ke mana sih, mereka? Aku pan lagi nunggu giliran juga! Kok orang itu udah dipanggil dari tadi ga nyamperin? Mendingan Ilman dipanggil duluan, deh!" Ketika itu Fahmi sedang baca koran, dengan tenangnya tentu saja.
Tak lama, saya dihampiri resepsionis, "Bu, ade Shidiq sudah dipanggil masuk."
Saya melongo. Shidiq? Siapa tuh? Nama anak saya kan Ilman. Untung,
saya cuma melongo 5 detik saja, kalo ga salah. Tiba-tiba saya blushing, karena saya lalu ingat, putra saya namanya Shidiq Ilman Faiz. Wah, belum-belum sudah jadi ibu yang payah nih! Hahahaha... Hari demi hari, saya lalui bersamanya. Rasanya, saya sangat beruntung dikasih kesempatan untuk jadi ibu. Walau saya bukan ibu yang baik, tapi saya berusaha untuk jadi ibu yang baik, yang setiap Ilman perlu saya, saya ada di sisinya. Betapa bangganya saya, setiap saya bertemu Ilman, Ilman akan langsung menghambur saya. Kamu tahu, kebahagiaan seperti itu nggak pernah bisa diganti oleh apapun! Sekalipun oleh uang segudang! Dan, sekarang, Ilman sudah dua tahun, alhamdulillaah. Saya belum terpikir untuk menyapihnya, karena ASI yang saya berikan lumayan ga eksklusif, secara waktu itu saya masih oon (mudah-mudahan sekarang udah dikit lebih pinter) jadi sempet dicampur gitu. Dan Ilman tampak masih perlu. Oke, saya akui, saya memang belum siap menyapih Ilman. Saya akui, saya masih perlu suasana menyusui Ilman... Ilman, baby bunda... selamat ulang tahun, ya, Nak... tambah shalih, tambah pinter, sehat terus.. bunda doakan, Ilman tumbuh menjadi anak yang bersahaja, peduli sesama, berguna untuk agamamu, bangsa dan negaramu... time went so fast, baby... tau-tau Ilman sudah dua tahun saja... rasanya baru kemarin bunda mengalami hari pertama jadi ibu... my love for you comes from the deepest place in my heart, Ilman...
Note: maaf, ya, Nak... pas di hari ultahmu, bunda nggak bikin acara apapun.. seperti tahun lalu karena hari ini bunda mesti ngantor. Bunda kerja untuk kebaikan masa depan anak Indonesia, untuk Ilman dan teman-teman Ilman. Tapi pasti ada hari lain, ya, Nak.. dan pastinya Bunda dan Papa akan gantikan hari ini dengan hari lain, just the three of us...

1 comments:

Insan said...

weks.. jadi kangen kinan... :(