Saturday, October 24, 2009

Anger Management #1

Sebagian besar temen-temen pasti tau, saya termasuk orang dengan bad temper yang parah banget. Dikit-dikit marah. Dikit-dikit marah. Walau begitu, tapi tampang saya ga tua, kan? hahahaha....

Pagi menjelang siang ini, saya dapet ujian sebuah anger management. Let's say, ini Anger Management #1.

Lagi asik-asik editing audio hasil rekaman kemaren, Aji, office boy baru kami, manggil saya.

Aji: "Bu, ada tamu. Katanya dari KUM Jabar..."
Saya: "He? Cari saya?"
Aji: *kayaknya mau bilang ga cari bu peni, cuma dia ga tau lagi siapa lagi yang bisa dipanggil... hahaha*
Saya: "Saya ga ada janji sama sapa-sapa, selain sama adik saya." *Tapi saya keluar aja, melihat siapa yang dateng. Wow, preman!*
X-Man: "Bu, ini dari KUM Jabar. Ada pembagian. Silakan ambil 10 buah. Atas nama siapa?" sambil nyodorin 10 bungkus abate.
Saya: "Mm.. tunggu dulu, Pak. Ini harus bayar, kan?"
X-Man: "Iya, satunya 2000 rupiah. Ini hari terakhir pembagiannya, Bu."
Saya: "Gini, Pak. Di sini, ga ada bagian administrasi. Jadi, kalo untuk urusan duid, Bapak harus ke Cilaki. Di sana urusan duidnya."
X-Man: "Ambil aja dulu, Bu. Nanti tinggal laporan ke sana. Ini hari terakhir, saya ga bisa ke sana, karena jauh."
Saya: "Iya saya ngerti. Tapi, saya juga ga bisa sembarangan ambil keputusan, Pak. Semua keputusan keuangan ada di Cilaki. Saya harus buat pengajuan dana dulu kalopun mau."
X-Man: "Ya ambil aja dulu buat laporannya, Bu."
Saya: "Iya, ngerti. Tapi saya harus bayar, kan?"
X-Man: "Iya, satunya dua ribu."
Saya: "Kalo gitu, berarti saya harus bayar dua puluh ribu, kan? Nah, kalo ternyata uang saya ga diganti, gimana, Pak? Pengajuan dana saya ga disetujui kantor, gimana, Pak? Kan saya yang rugi..."
X-Man: "Kalo gitu, ambil setengahnya aja, Bu."
Saya: "Saya tetep harus ngajuin dulu, Pak. Lain kali, kalo mau pake uang, bapak harus ke sini sehari atau dua hari sebelumnya, ya."
X-Man: "Ini udah dua hari, kok." *mukanya mulai kesel*
Saya: "Iya, tapi Bapak kan ga ke sini minta izin dulu dari kemarin-kemarin. Saya mana tahu."
X-Man: "Ya udah, atuh, Bu. Ambil aja satu. Buat laporannya." *tambah bete, tampangnya mau gampar saya*
Saya: "Saya harus bayar, kan? Nanti kalo ga diganti gimana?" *mengulang pertanyaan yang sama, si bapak itu mukanya udah ga keruan*
X-Man: "Cuma dua ribu aja."
Saya: "Dua ribu juga duit, kan, Pak."
X-Man: "Memangnya kerja di sini ga dibayar, apa?"
Saya: "Ya dibayar, dong. Tapi kan ga buat nombokin urusan kantor yang ga akan diganti kantor, Pak."
X-Man: "Ya udah, suruh yang lain aja yang bayar." *He?*
Saya: "Mereka juga ga akan mau, atuh, Pak. Kan kita cuma bekel buat makan doang."
X-Man: "Cuma dua ribu aja?"
Saya: "Kalo uang kami kurang dua ribu, kami ga akan bisa makan, Pak."
X-Man: "Miskin sekali." *ngeloyor pergi dengan muka marah*
Saya: "Iya, nggak apa-apa. Alhamdulillaah..."

Aji: *bengong*
Saya: "Aji, lain kali, kalo ada yang begitu lagi, bilangin suruh ke Cilaki aja, gitu, ya. Soalnya di sini pada ga pegang uang."
Aji: "Iya, Bu."

Alhamdulillaah, hari ini saya bisa melewati itu tanpa naik darah setetes pun. Entah karena lagi kena virus pinky, secara hari ini saya menata ulang cafe saya di CW dengan warna pink!!! Atau emang udah waktunya aja latihan anger management. Atau emang mood saya lagi baik aja, kali, ya. hehe...

Ma kasih, bang della, buat supportnya. Saya tahu, ini baru anger management #1. Doakan saya lulus di tahap berikutnya. haha

0 comments: