skip to main |
skip to sidebar
"janganlah kau berkata... benci
bila hatimu tak sudi...."
lirik lagu itu dulu terkenal banget
kalo ga salah yang nyanyinya (halah, pabeulit!) oom Broery Pesolima
tapi, saya ga akan bahas soal lagu itu, kok...
cuma keidean aja buat nulis tentang "janganlah-kau-berkata-benci"
bener banget, kalo kita ga suka sesuatu, jangan pernah sebut benci,
boleh jadi yang kita benci itu justru yang baik untuk kita atau kita akan "dikutuk" untuk suka yang kita benci itu
misalnya gini, nih!
1. Tiga tahun atau empat tahun ke belakang, saya benci sekali dengan warna kuning. Sekarang? Lihat background MP saya. Kuning, kan? Lihat background blogspot saya. Kuning, kan? Juga background blog friendster saya. Kuning juga! Atau background warna profil di Friendster saya. Kuning juga!!! Bahkan, dinding kamar, karpet puzzle, dan gordyn kamar saya, warnanya kuning!!!! Duh!!!
2. Saya benci lagu dangdut. Tapi, lihatlah di playlist MP3 di kompi saya. Ada satu folder khusus isinya lagu dangdud! Niat amat, kan? Iya, sih, *lagu dangdut koleksi saya adalah lagu dangdut yang dinyanyiin ulang sama Chrisye* tapi teuteup weh lagu dangdut.
3. Saya benci sama bintang cilik Maisy (bener ga nulisnya) yang sekarang udah gede dan dulu waktu dia kecil performance nya aduuuuh!!! centil banget! Tapi, tau ga, saya masih inget sama lagu2 nya dan sekarang suka saya senandungkan kalo di kepala ga tau playlist apa yang mesti saya senandungkan!
4. Saya dulu benci bis roti biru kuning alias jurusan KPAD-Antapani, soalnya, kalo naik bis itu sering berdesakan sampai bis nya doyong ke kiri atau ke kanan saking penuhnya. Sekarang? Itu jadi kendaraan wajib kalo saya berangkat ke kantor tiap pagi. Kalo bisa, pulang pun saya buru itu bis. Ga peduli bau keringet, bau asap dan berdesakan. Alasannya: supaya hemat. Lumayan, irit 1500 sekali jalan.
5. Saya benci sama lagu "Teman tapi Mesra" yang dibawain sama RATU. Tapi, tau, ga, di setiap tempat saya nongkrong, even di kantor saya, saya terus2an denger lagu ini diputer dan secara tidak sadar, saya sering menyenandungkan lagu ini, sama seringnya dengan saya menyenandungkan lagu2nya Maisy yang saya benci itu?
6. Saya dulu benci font Verdana. Dan lihatlah! Sekarang, font Verdana itu jadi font favorit saya di manapun saya menulis.
7. Saya benci orang berambut keriting. Nyatanya, sekarang saya mencintai suami saya yang rambutnya kalo gondrong jadi keriting
dan masih banyak kebencian2 saya yang lain.
Untung saja, saya tidak pernah benci pada calon suami saya yang sekarang sudah jadi suami saya. Untunglah, saya tidak dikutuk untuk hidup bersama orang yang saya benci.
Alhamdulillaah...
Pernah merasa kecewa?
Kayaknya tiap orang pasti pernah merasakan kecewa. Tul, ga?
Biasanya, orang merasa kecewa, karena sesuatu berjalan tidak sesuai dengan harapannya. Iya, gag, sih?
Tapi, *konon katanya*, rasa kecewa itu tetep patut disyukuri. Kenapa? Karena, katanya belum tentu kejadian yang sesuai dengan harapan kita bener2 kejadian, jadinya bagus buat kita... (grmblfh..... banyak amat kata "jadi" nya, sih! )
Misalnya aja, saya pernah kecewa waktu....
oya! Ada acara foto bersama panitia Pesantren Kilat *alias Sanlat* PAS ITB yang ke 12, sekitar tahun 2000 an, lah. Waktu itu, saya jadi Bendahara II. Pembubaran panitianya dilakukan dengan cara foto bareng di sebuah studio foto yang sangat terkenal di Bandung. Pada waktu kejadian, saya ga tau ada acara foto panitia Sanlat. Saya cuma taunya ada acara foto2 pembina PAS semester 28 (untuk semester2an di PAS, ntar saya cerita di bab lain aja)
Lalu di sore hari kejadian foto2 bareng panitia Sanlat itu, ada acara makan2 di rumah salah seorang pembina semester 28.
Sebagian yang ikut foto2 tadi, hadir di situ.
Salah satunya dari mereka menceletuk *Mr.X*," Peni, kamu kok tadi ga ada waktu acara foto2?"
Aku: "Foto2 kakak dua delapan? Ya nggak, lah, aku kan kakak tiga puluh!"
Mr. X:"Bukan, lagi! Maksudku, foto2 panitia sanlat! Barengan, kok! Kita foto duluan, trus baru mereka yang foto2."
Aku: "........"
Lalu, kucluk2, muncul ketua Sanlat 12, setelah celingak celinguk melihat keadaan, dia lalu melihatku dan berkata padaku,
"Lho, Peni, tadi ga ikut foto, ya? Aduh, pantesan aku merasa kehilangan seseorang tadi di Jxxxx. Sosok kecil mungil gitu. Ternyata, kamu ketinggalan. Maaf, yaaa...."
Aku: "......." *dalem hati sih merutuk, cuma minta maaf?*
kejadian lainnya...
tak lama setelah kejadian itu, saya jadi Koordinator Sie Acara Penutupan Mentoring PAS ITB semester 30. Saya percayakan dokumentasi ke seseorang, karena saya sendiri riweuh dengan urusan acara.
*perlu diketahui, acara itu hanya dihadiri sedikit kakak pembina PAS, karena sebagian besar kakak pembina PAS pada sibuk ngurusin outbound training calon pembina PAS yang baru, tapi untunglah, acara tersebut dihadiri sangat banyak orang luar pembina PAS, termasuk orangtua adik PAS - dan ini adalah suatu kecelakaan besar, mengapa ada dua event besar PAS dilakukan pada waktu yang sama. Oya, dan perlu diketahui, pada saat itu si adik2 yang performance di acara penutupan yang diselenggarakan di Plaza Arsitek ITB, sempat merasa kecewa, takut performance mereka ga ada penontonnya.. hiks!*
Balik lagi ke topik acara Penutupan Mentoring PAS ITB Semester 30, acaranya alhamdulillaah... berjalan lancar dan adik2 melakukan performance yang luarrrr biasa!
Jadi, tidak ada yang perlu dikuciwakan atas kejadian itu. Hanya sajaa..... ketika saya menagih print out foto2 acara itu (perlu banget buat dokumentasi), si orang yang pegang kamera itu berkata,"Peni.... maaf.... ternyata filmnya ga muter. *waktu itu kamera digital belum dikenal luas di sini* Jadi...."
Aku: "......"
peristiwa besar dan terindah buat kami (tim penutupan) tidak terabadikan dalam satu dokumentasi pun! Terlalu!!!!
tapi, ya mau digimanain lagi! Nasi udah jadi kerak!
satu lagi kekecewaan saya....
akhir maret lalu, salah satu adik almarhumah ibu saya terlupa untuk invite saya di acara wedding anniversary nya, di Jakarta. Mungkin, sudah jadi tradisi, kalo emang denger ada acara2 begitu harusnya tanpa diundang main dateng aja, ya...
tapi, kannnn...
biasanya, saya dikasih tau secara jelas. Trus, ada yang jadi koordinator keberangkatan dari Bandung, jadi bisa bersama2 pergi *just like usual, gitu lhooo....*
sedih aja, waktu sepupu saya report acara tersebut dihadiri oleh 99,98% dari keluarga besarnya. Saya langsung berpikir mungkinkah yang 0,02% itu adalah tante saya yang di Amrik beserta keluarganya? Of course, saya tidak masuk hitungan, dunks! Wah, saya kecewa dan sediiiiihhhh bangettt...
Terlebih lagi, ternyata dua keluarga lain dari Bandung, ada di acara itu dan tidak memberi tahu saya apalagi mengajak saya ke acara tersebut....
tapi sekali lagi, yaaa sudahlah! Barangkali memang sudah saatnya buat saya untuk menerima, bahwa saya mungkin memang sudah ditendang!! hahahahahaha.....
cuma satu catatan kecil yang selalu diucapkan suami saya ketika saya kecewa....
"kecewa itu... kalo kamu cuma punya air segelas dan diisi garam satu sendok makan. Maka air di gelas itu akan terasa asin. Tapi, kalo kamu punya air sekolam, diisi garam satu sendok makan, ga akan terasa apa2. Padahal, garamnya sama2 satu sendok makan, takarannya sama. Tapi, airnya yang beda....."
inti dari nasihat suami saya adalah.....
saya memang harus legowo, menerima sikap apapun dari orang lain. Toh, Rasulullaah SAW juga pernah dicaci, dimaki, dihina, bahkan sering sudah akan dibunuh oleh orang2 yang membencinya, toh, perlakuan mereka yang benci terhadapnya tidak membuat kemuliaan Nabi Besar kita itu hilang, atau Rasulullaah SAW lalu menjadi hina.
Mungkin kekecewaan, rasa sakit hati itu tidak akan pernah hilang, kalo kita terus memeliharanya. Saya akan mencoba untuk bersikap legowo saja, terima kenyataan kalo "hidup itu memang seperti cokelat. kadang manis berlebih, kadang manisnya cukup, kadang juga terasa sangat pahit"